Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puasa Asyura 10 Muharram Menghapus Dosa Setahun

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 16 September 2017 - 11:21 WIB

Sabtu, 16 September 2017 - 11:21 WIB

1375 Views

Ali Farkhan Tsani (FB)

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)

Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram, akan dilanjutkan dengan amal yang utama, yaitu Puasa Asyura atau Puasa 10 Muharram.

Di dalam hadits shahih dikatakan, puasa pada bulan Muharram ini adalah sebaik-baik puasa. Seperti disebutkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (tahajud).” (H.R. Muslim).

Baca Juga: Tadabbur Surat Al-Ahzab Ayat 56, Allah dan Malaikat Pun Bershalawat kepada Nabi SAW

Menurut ulama, Muharram disebut ‘Syahrullah’ (bulan Allah), itu menunjukkan kemuliaan bulan tersebut.

Adapun maksud puasa pada bulan Allah adalah Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram. Ada juga yang berpendapat adalah hari-hari pada bulan Muharram.

Khusus Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram, pahalanya dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu. Ini seperti disebutkan  dalam hadits:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam ditanya mengenai keutamaan Puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan Puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (H.R. Muslim).

Baca Juga: Terapi Hutan Dalam Tinjauan Sains dan Islam

Di samping puasa Asyura tanggal 10 Muharram, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga menganjurkan, bagi yang ingin, bisa juga ditambahkan berpuasa pada tanggal 9 Muharram, atau disebut dengan Puasa Tasu’ah.

Ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ’Anhuma, bahwa ketika Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam melakukan puasa hari ’Asyura dan menganjurkan kaum Muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

“Wahai Rasulullah, hari ini (hari ke sembilan Muharram) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Apabila tiba tahun depan – insya Allah (jika Allah menghendaki) – kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

Baca Juga: Shalat dan Transformasi Spiritual

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Belum sampai tahun depan, Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam sudah meninggal dunia.” (H.R. Muslim).

Mengapa sebaiknya menambahkan dengan puasa pada hari kesembilan? Syaikh Imam An-Nawawi menjelaskan, para ulama berkata bahwa maksudnya adalah untuk menyelisihi orang Yahudi yang cuma berpuasa tanggal 10 Muharram saja.

Semoga kita dapat mengamalkannya. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kesabaran dan Eksistensi Manusia

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Indonesia
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health