Puasa dan Kesehatan

Oleh: Dudin Shobaruddin,MA., Ketua Shuffah Al-Quran Abdullah bin Mas’ud Online (SQABM), Biro MINA di Kuala Lumpur

Shaum atau pada bulan suci Ramadhan merupakan aplikasi dari pengakuan dan pernyataan setiap muslim dan mukmin. Karena itu, puasa difardhukan hanya kepada orang-orang beriman saja. seprti firman Allah yang tidak asing lagi buat kita:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berspuasa sepertimana ia telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa”. (QS Al-Baqarah: 183).

Pengertian puasa adalah Imsak atau menahan dari makan-minum dan segala yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Puasa merupakan perjuangan yang amat berat terutama yang tinggal di garis khatulistiwa dan panas. Lapar dan dahaga sudah tentu menimpa bagi setiap orang berpuasa.

Bagaimana tidak, kebiasaan pagi bersarapan, siang dengan lunch, dan sore atau malam dengan dinner-nya, dikekang dari hal tersebut. Ada yang 12 sampai 18 jam.

Namun, bagaimanapun karena iman dan cinta akan Allah serta ikut segala perintah-Nya, walau berat sebesar apapun maka perbuatan itu terus ditempuhnya.

Walaupun secara manusiawi, lapar dan dahaga itu akan membahayakan lambung . Namun rupanya di sebalik kekangan makan dan minum dengan batas waktu tertentu, justru adalah begitu besar faedahnya bagi kesehatan, apabila mengikuti kaidah yang diajarkan oleh baginda Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam. Di antaranya yaitu:

  1. Tidak berlebihan ketika berbuka.

Sudah menjadi budaya dan kebiasaan setiap orang yang berpuasa yang tidak dapat mengawal hawa nafsunya, ketika berbuka menjamah makanan yang berlebihan.

Ibu-ibu atau siapa saja yang menyediakan makanan dengan berbagai macam bentuk dan wana dengan penuh selera untuk dilahap ketika magrib menjelang.

Dari kueh-mueh, lauk pauk, rujak, buah-buahan dan yang lainya, belum lagi minuman yang berbagai jenis. Nafsu lapar dan dahaga melihat di sekeliling makanan dan minuman yang beraneka jenis dan warna. Hingga akhirnya dimakan dan diminum sepuasnya dengan melebihi kapasitas perut  dan lambung yang ada pada dirinya Sehingga susah untuk bernafas, umpama ular phyton, istilahnya.

Katagori ini sudah tidak sehat karena akan digolongkan kepada israf (berlebihan).

Al-Qur’an telah memberikan isyarat kaidah kita makan dan minum untuk tidak berlebihan.

Allah berfirman:

…..وَڪُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ (٣١)

Artinya: “Makanlah dan minumlah kamu, jangalah kamu berlebih-lebihan,  sesunguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“ (QS Al-Araf: 30).

Apapun yang melebihi batas hukumnya dilarang, termasuk makan dan minum.

Memang kalau mengikut hawa nafsu setelah mengekang makan dan minum pada siang hari. Sepertinya semua yang ada mau ditelan, tapi itu tidak dianjurkan oleh baginda Nabi. Adapun menurut cara Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasalam makan dan minum itu harus dibatasi.

Perhatikan juga sebuh hadits baginda Nabi Shallallahu ’Alaihi Wasallam, yang artinya: “ Tidaklah saeorang anak Adam mengisis sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, Cukuplah bagi anak adam beberapa suap nasi untuk meneguhkan tulang sulbinya, jika sangat perlu dibanyakkan, hendaknya dibagi tiga; sepertiganya untuk makanan, seperti ga ada makanan , sepertiiganya untuk makanan  dan sepertiganya untuk nafas” (HR At-Tirmidzi dalam Shahihnya, Ahmad dan Ibn Majah. Silsilah Hadis Shahih, oleh Al-Albany 2.265).

Karena itu ketika kita berbuka, hendaklah memakan makanan sekedar yang perlu saja, memakan makanan yang mudah larut dan hancur, menyempurnakan makan setelah shalat maghrib, dan menyedikitkan makanan jangan sampai terlalu kenyang. Pepatah Arab mengatakan “Perut itu pangkal penyakit dan pantang itu pangkal penawar”.

Walaupun berpuasa, sekiranya kita tidak mengawal makanan dengan mengikut hawa nafsu, maka efek sampingnya adalah berbagai penyakit  akan mengancik di badan kita. Na’udzubillah min dzalik.

  1. Makanan yang Halal.

Secara umum kita diharuskan makanan yang halal lagi baik “Halalan Tayyiban”.

Secara Khusus di bulan Ramadan ini kita juga hendaknya berbuka dan bersahur dengan makanan yang halal dan baik.  Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ

 

Artinya: “Wahai manausia makanlah kamu dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuhmu yang nyata.” (QS Al-Baqarah: 168).

Artinya, kita harus berusaha menghidari makanan yang haram. Baik haram karena dzat makanan itu sendiri seperti babi dan minuman yang memabukkan. Maupun juga Haram ma’nawi, sesuatu makanan yang bukan hak kita, makanan yang dihasilkan dari usaha yang diharamkan seperti hasil dari mencuri, didapat dengan cara yang tidak sejalan dengan syara’, seumpama dari hasil ribawi dan gharar (penipuan).

Walaupun dalil tentang “ صوموا تصحوا” “Berpuasalah kami niscaya akan sehat”, menurut para ahlinya hadis ini lemah, tidak bisa dipakai hujjah. Namun tetap berkeyakinan bahwa dengan berpuasa membuahkan hal yang positif bagi jasmani dan rohani kita.

Ini seperti menurut seorang pakar kesehatan, Kevin Zahri, yang juga telah menghasilkan berbagai buku tentang kesehatan, menyebutkan di antara manfaat kita berpuasa baik itu puasa yang wajib seperti bulan Ramadhan ini atau puasa sunat adalah bisa menurunkan berat badan, kurangkan gula darah, kurangkan kolestrol.

Di samping itu juga mengurangi tekanan darah, istirahat dan ketenangan, membantu untuk membuang ketagihan seperti merokok dan narkoba, juga bisa  mengawal stress. Insya Allah.

Semoga puasa pada bulan Ramadlan kali ini benar-benar membantu kita untuk meningkat kesehatan jasmani dan rohani kita. Aamien.  Wallahu’alam. (K01-RS2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.