Puasa di Islandia Paling Lama, Tersingkat di Argentina

Oleh: Illa Kartila –Redaktur Senior Miraj Islamic News Agency/MINA

Letak geografis berbagai negara di dunia yang berbeda, menyebabkan lamanya berpuasa di bulan setiap harinya berlainan pula. Islandia, Swedia dan Denmark merupakan negara yang mengalami waktu puasa terpanjang – lebih dari 21 jam, karena wilayah tersebut sedang mengalami musim panas dan matahari terbit dalam waktu yang lebih lama.

Sumber Islam Finder menyebutkan, negara yang menjalankan ibadah puasa tersingkat adalah di Argentina yang hanya 9 jam 30 menit, disusul oleh Chili hanya 9,43 jam, kemudian Australia sekitar 10 jam.

Di Chili yang terletak di Amerika Selatan ini, imsak jatuh pada pk.05.31 dan mereka berbuka puasa hingga pk.15.00 waktu setempat. Umat muslim di sana lebih beruntung dibanding umat muslim di negara Eropa yang memiliki durasi puasa lebih panjang.

Di negara tetangga, Australia durasi puasanya kurang dari setengah hari. Beberapa umat muslim di Australia mengaku tidak terlalu banyak tantangan, karena waktu bepuasa sangat pendek. Restoran-restoran berlabel halal juga banyak ditemukan di kawasan Sydney Road, yang menjadi kawasan hunian banyak imigran dari Timur Tengah yang mayoritas beragama Islam.

Masyarakat muslim di Argentina menjalankan puasa dengan durasi sekitar 9 jam dan 37 menit atau sepertiga hari. Negara ini terletak di Amerika Latin dengan ibukota Buenos Aires

Puasa di Belanda dan Belgia berlangsung selama 18 jam 30 menit. Diikuti dengan 17 jam puasa di Spanyol dan 16 jam di Jerman. Sementara tahun ini, Inggris mengalami puasa terpanjang dalam 35 tahun terakhir, yaitu sekitar 16-19 jam, tergantung wilayah geografisnya.

“Memang tidak mudah bagi masyarakat Indonesia di mana waktu siang yang panjang, sebenarnya bisa saja menjalani ibadah puasa di wilayah Eropa, seperti Inggris yang jadwal berbuka mengikuti waktu negara Islam terdekat seperti Arab Saudi,” ujar Ustaz Hilman Latief usai buka bersama di Wisma Nusantara, kediaman Dubes RI,  Rizal Sukma di London.

Puasa di negara ini dimulai saat fajar pukul 02.41 pagi, sementara matahari baru terbenam pada pukul 21.15. Kehadiran Hilman Latief, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta adalah untuk mengisi ceramah  selama bulan suci Ramadhan di KBRI London dan  berbagai kota di Inggris.

Ceramah menjelang waktu berbuka itu dihadiri sekitar 200 umat Muslim Indonesia yang datang dari berbagai kota di Inggris. “Terasa memang bedanya puasa di Indonesia dan di Inggris. Saat pukul 17.00 bila di Jakarta buka puasa tinggal satu jam lagi, sementara di Inggris masih empat jam lagi,” katanya.

Oleh karena itu menurut dia, tidak salah apabila dalam satu riwayat disebutkan kebahagiaan seseorang yang menjalani ibadah puasa adalah pada waktu berbuka, saat haus boleh minum dan saat lapar boleh makan. “Sangat natural, jika saat berbuka merupakan waktu yang ditunggu-tunggu.”

Negara-negara Skandinavia terlama

Di wilayah Timur Tengah, muslim di Uni Emirat Arab waktu puasanya ditetapkan selama 15 jam. Di Yaman dan Qatar, masyarakat harus berpuasa selama 14 jam. Di Indonesia, umat muslim  berpuasa hampir 13 jam lamanya.

Negara-negara di daerah Skandinavia harus berpuasa hampir 21 jam lamanya dalam satu hari. Perbedaan durasi puasa disebabkan oleh perputaran bumi dalam mengelilingi matahari yang tidak lurus melainkan miring.

Hal itu membuat pada waktu tertentu, Maret hingga September, negara-negara di belahan bumi utara menerima cahaya matahari lebih lama dari yang di selatan. Sementara pada periode Oktober – Februari negara-negara di belahan selatan menerima cahaya matahari lebih lama dari yang di utara.

Negara-negara Skandinavia misalnya Swedia, Finlandia dan Norwegia tengah memasuki musim panas dan matahari terbit sangat lama yaitu 21 jam (1 hari kurang 3 jam), hal ini menjadikan puasa di wilayah ini merupakan puasa terlama di dunia.

Walaupun waktu puasa berlangsung sangat lama, ternyata ada yang mampu bertahan dan sebagian umat muslim di sana mengikuti waktu berbuka puasa Arab Saudi. Banyak ulama memperbolehkan umat muslim di sana untuk berbuka di waktu yang sama dengan Arab Saudi atau Turki.

Rusia, salah satu negara yang terletak di bagian paling utara bumi mulai melaksanakan ibadah puasa sejak imsak pada pukul 03:15 sampai berbuka pada pukul 21:37 yang berarti umat muslim di sana berpuasa hampir 19 jam.

Di negara Paman Sam, waktu berpuasa juga lebih lama dibandingkan dengan Indonesia, yaitu 16 jam, sementara di Jepang umat muslim menjalani puasa selama 16 jam 37 menit. Selain waktu berpuasa yang cukup lama, umat muslim di sana juga cukup kesulitan untuk menemukan restoran yang menjual makanan halal.

Di belahan bumi lainnya ada juga negara yang masa puasanya tidak terlalu lama. Ini karena negara tersebut telah memasuki musim dingin sehingga siang harinya lebih pendek daripada malam harinya. Negara-negara ini terletak di belahan bumi bagian selatan.

Menurut sumber Makkah Daily, Suriah, Lebanon, Maroko, Tunisia, Aljazair, Lybia dan Mesir berpuasa masing-masing 16 jam, Palestina, Irak, Bahrain, Kuwait, Qatar, Arab Saudi 15 jam, Uni Emirat Arab 14 jam, Italia, Yunani, Spanyol, Portugal, Prancis, Swedia, Denmark, Rusia, Ukraina, Belanda, Belgia, Afganistan, Iran 17 jam, Luksemburg, Swiss dan Austria 17,5 jam.

Sementara itu puasa di Brazil, Australia dan Selandia Baru selama 9,5 jam, Argentina 9 jam, Afrika Selatan 10 jam, Afrika Barat 13,5 jam, Islandia 21 jam, Jerman, Polandia, Norwegia, Amerika Serikat masing-masing 20 jam, Inggris 20,5 jam, Kanada 19 jam, Malaysia, Indonesia dan India 12 jam.

 

Mengingat perbedaan sistem kalender bulan dan matahari, datangnya tanggal 1 Ramadhan akan selalu maju 1011 hari dalam siklus 33 tahun. Maka, Dewan Fatwa dan Penelitian Ulama Eropa (ECFR) mengeluarkan imbauan khusus. ECFR mengizinkan umat muslim Eropa  mengambil patokan durasi puasa merujuk pada hari yang siang dan malamnya sama panjang.

Terkait dengan imbauan ECFR tersebut, sejumlah ulama di Eropa juga mengeluarkan fatwa memperpendek masa puasa. Disiarkan laman IBTimes dan Yahoo News, ulama Inggris Usama Hasan dari Yayasan Quillian telah mengeluarkan fatwa untuk mengurangi periode puasa Ramadhan.

Menurut Usama, waktu puasa di Inggris akan mengikuti periode puasa di Mekkah yang hanya berlangsung 12-13 jam sehari. Sebelum ada fatwa, puasa di Inggris bisa mencapai 18 jam sehari. Pasalnya di musim panas, siang lebih panjang sehingga matahari terbenam lebih lama ketimbang di Mekkah dan negara lainnya yang waktu puasanya pendek.

Oleh karena itu, demi kesehatan, kata Usama, dia mengeluarkan fatwa pengurangan waktu puasa akan sangat bermanfaat bagi para lansia, dan anak-anak yang pada tahun lalu banyak dirawat di rumah sakit karena harus berpuasa lebih dari 18 jam sehari.

“Oleh karena itu, saya menyarankan muslim di Ingggris mengikuti waktu puasa di tanah suci Mekkah dan Madinah yang lamanya 12-13 jam. Soalnya kalau mengikuti waktu Inggris, maka warga Muslim Inggris harus berpuasa sampai 19 jam,” ujar Usama.

Fatwa pengurangan masa puasa juga dilakukan negara-negara di dekat kawasan Kutub Utara seperti Finlandia dan Norwegia yang siangnya lebih panjang ketimbang di Inggris.

Di negara-negara Nordik tersebut, pada musim panas matahari akan bersinar selama 24 jam sehari. Karena itu, ulama setempat meminta warga muslim di negara-negara dekat Kutub Utara menggunakan waktu berpuasa di Mekkah dan Madinah.

Umat muslim di Indonesia – negara yang hanya mengenal dua musim: panas dan hujan –  termasuk kelompok yang beruntung karena hanya harus berpuasa sekitar 13 jam saja. Coba bayangkan andai kita harus berpuasa 19-20 jam di musim panas yang panjang. (R01/ P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.