Oleh : Ustadz Ali Farkhan Tsani *
Hikmah diwajibkannya puasa Ramadhan di antaranya adalah memperkokoh jalur komunikasi vertikal dari seorang hamba kepada Sang Maha Pencipta (hablum minallah).
Sekaligus horisontal, memperhalus rasa mahabbah (kecintaan) kepada sesama, yang akan mampu menjalin ukhuwah Islamiyah, dan sesama manusia (hablum minannas).
Karena itu, orang-orang yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, yang bergelar takwa sebagaimana Allah janjikan “la’allakum tattaquun”, akan menjadi manusia yang gemar menolong dengan hartanya, baik pada waktu lapang maupun pada waktu sempit, dapat menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, serta suka berbuat kebaikan.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Begitulah, sesungguhnya dampak puasa akan dirasakan manakala orang-orang yang berpuasa itu menjalin ikatan persaudaraan (ukhuwah) sebagai hasil dari puasanya tersebut.
Kasih sayang sesama orang beriman sebagai buah kasih sayang Allah Yang Maha Pemurah akan tertanam ke dalam hati, satu saudara, satu iman, satu aqidah, satu jama’ah muslimin, bagai tubuh yang satu (kal jasadil wahid), bak bangunan kokoh yang saling susun-menyusun.
Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”. (QS Maryam [19]: 96).
Ruh “haqqo tuqootihi” (taqwa dengan sebenar-benar taqwa) sebagaimana Allah nyatakan dalam Surat Ali Imran ayat 102, diwujudkan dalam kehidupan berjama’ah, saling bersaudara (ikhwana). Seperti lanjutan ayat 103 Surat Ali Imran:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS Ali Imran [3]: 103).
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Begitulah, ruh persatuan dan kesatuan umat Islam, menegakkan agama Islam dengan berjamaah, dan menjauhi perpecahan, merupakan syariat Allah.
Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
شَرَعَ لَكُمْ مِنْ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِيإِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
Artinya: “Dia (Allah) telah mensyari’atkan bagi kamu tentang Ad-Dien, apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami (Allah) wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: “Tegakkanlah Ad-Dien dan janganlah kamu ber pecah-belah di tentangnya.” Berat bagi musyrikin menerima apa yang engkau serukan kepada mereka itu. Allah menarik kepada Ad-Dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (Ad-Dien)-Nya orang yang kembali kepada-Nya.” (QS Asy-Syura [42]: 13).
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Maka, jika umat Muslimin tidak bersatu, sementara orang-orang kafir saling menguatkan, yang akan terjadi adalah fitnah, ujian, cobaan bertubi-tubi.
Allah mengingatkan kita di dalam ayat-Nya:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Artinya: “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah menjadi diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS Al-Anfal [8]: 73).
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Pada ayat lain Allah menekankan:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash-Shaffa [61]: 4).
Dengan demikian, kehadiran bulan suci Ramadhan bukan hanya bermanfaat bagi peningkatan amal individu. Akan tetapi lebih luas lagi adalah merekatkan nilai-nilai persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyyah), bagai satu bangunan kokoh yang saling menguatkan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Semoga dengan puasa Ramadhan ini semakin terjalin ikatan ukhuwah Islamiyyah dan semakin erat ikatan kehidupan berjama’ah, karena Allah. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. (A/RS2/P2)
*Penulis, Ustadz Ali Farkhan Tsani,S.Pd.I., Wartawan & Redaktur Senior MINA, Da’i Pondok Pesantren, Penulis Buku Keislaman. Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam