Louisville, 5 Ramadhan 1437/10 Juni 2016 (MINA) – Puluhan ribu pelayat telah hadir di kampung halaman Muhammad Ali, Louisville, Kentucky negara bagian AS, sejak Kamis (9/6) kemarin.
Peti jenazah Muhammad Ali disemayamkan di arena Freedom Hall, untuk memberikan kesempatan pelayat Muslim untuk shalat jenazah dan masyarakat umum memberikan penghormatan dan doa terakhirnya.
The Guardian menyebutkan, sepekan sebelum meninggalnya, Ali sendiri yang telah meminta layanan terbuka untuk semua masyarakat yang hendak menghadiri pemakamannya, kelak jika dia telah meninggal.
Tampak sudah hadir di tampat orang-orang terdekat Ali seperti Sugar Ray Leonard, Lennox Lewis, Don King, dan lain-lain, dan lebih dari 14.000 pengunjung yang hadir. Ada juga pejabat pemerintah dan selebriti yang ikut menghadiri prosesi pemakaman petinju besar seperti seorang kepala negara.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Sebuah mobil jenazah Cadillac berwarna hitam, dengan pengawalan polisi, membawa jenazah Ali, diiringi janda almarhum, anak-anak, dan dua mantan isterinya. Janda Ali, Lonnie, berdiri bersama puterinya Laila Ali dan cucunya.
Imam Zaid Shakir, cendekiawan Muslim terkemuka AS, memimpin sambutan dengan kalimat, “Kami menyambut kalian semua di sini hari ini. Kami menyambut Muslim, dan kami menyambut para anggota komunitas agama lain, dan kami juga menyambut komunitas penegak hukum,”.
“Kami menyambut saudara kita, orang tua kita, anak-anak kita. Semua yang dicintai Muhammad Ali,” ujar Zaid Shakir dalam sambutan singkatnya di depan peti jenazah, di hadapan puluhan ribu pelayat.
Mantan calon Presiden AS dari Partai Demokrat tahun 1987-1988, Jesse Jackson juga tampak hadir di kerumunan massa, dan pergi menuju Muhammad Ali Center, yang dipenuhi dengan karangan bunga, foto, kartu dan gambar.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Jackson yang juga pendeta, politisi dan aktivis hak-hak sipil, itu pun berlutut untuk menandatangani spanduk yang menyatakan Ali “The Greatest Forever”.
“Dia mampu membalikkan keadaan dari terluka menjadi bintang. Ia awalnya mengenyam kehidupan pahit, tapi kemudian mendapatkan yang terbaik,” kata Jackson.
Ia menyebut, Ali banyak memberinya inspirasi melalui kegemarannya untuk irama dan puisi.
Jackson yang saat mudanya sebagai pembantu Martin Luther King, Jr, teringat 4 April 1967, ketika Ali berada di sebuah hotel New York City saat mempersiapkan untuk memberikan pidato yang terkenal menentang Perang Vietnam.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Itu adalah pernyataan yang berani untuk Ali pada saat puncak karir olahraganya,” ujarnya tersenyum.
Ia pun menambahkan, bahwa walaupun kala itu Ali dicerca pemerintahnya, tapi akhirnya ia memang harus dihormati. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan