Doha, MINA – Pihak berwenang di Qatar mengumumkan bahwa mereka “memantau dengan ketat” dugaan penahanan Sheikh Abdullah bin Ali Al Thani, seorang anggota keluarga Kerajaan Qatar, di Uni Emirat Arab (UEA), sementara Kementerian Luar Negeri UEA membantah adanya penahanan itu.
Sebelumnya Sheikh Abdullah merilis sebuah pernyataan video pada hari Ahad (141) yang mengatakan bahwa dia “seorang tahanan” di ibu kota UEA, Abu Dhabi. Demikian Al Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.
Dia juga mengatakan, jika terjadi sesuatu padanya, maka Sheikh Mohammed bin Zayed, Putra Mahkota UEA, yang bertanggung jawab.
Baca Juga: Hezbollah Serang Pangkalan Utama Militer Israel di Tel Aviv
“Saya saat ini berada di Abu Dhabi. Saya adalah tamu Sheikh Mohammed. Saya bukan lagi tamu, saya adalah tawanan,” katanya dalam video tersebut yang beredar luas di media sosial.
“Mereka mengatakan kepada saya untuk tidak pergi, saya khawatir ada yang bisa terjadi pada saya, dan orang-orang Qatar akan disalahkan. Jadi saya hanya ingin memberi tahu Anda bahwa jika terjadi sesuatu pada saya, orang-orang Qatar tidak bersalah,” tambahnya.
“Saya adalah tamu Sheikh Mohammed dan jika terjadi sesuatu pada saya setelah ini, dia bertanggung jawab sepenuhnya,” katanya.
Namun, Kementerian Luar Negeri UEA membantah bahwa Sheikh Abdullah ditahan.
Baca Juga: Isi Surat Persembahan Hezbollah untuk Keluarga Para Martir
Sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Emirat (WAM) mengutip seorang sumber di kementerian tersebut mengatakan, “Sheikh Abdullah bin Ali Al Thani dari Qatar telah datang sebagai tamu ke UAE, atas kehendaknya sendiri.” (T/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Serang Ibu Kota Suriah