Bali, MINA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf resmi menutup Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) di Grand Hyatt, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/11).
Konferensi para pemimpin agama dan aliran kepercayaan dunia yang digelar selama dua hari itu menelurkan komunike yang berisi rekomendasi dari beragam isu-isu strategis yang telah dibahas.
Cucu ulama kharismatik NU KH Bisri Musthofa Rembang itu menyampaikan, r20/">komunike R20 akan diterbitkan ke dalam sejumlah bahasa, antara lain Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
Adapun beberapa poin-poin yang termaktub dalam komunike itu seperti dikutip dari NU Online adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Ahmed Al-Sharaa Ditunjuk sebagai Presiden Transisi Suriah
Komunike Terakhir Forum Agama G20 (R20): Berupaya Memastikan Agama Berfungsi sebagai Sumber Solusi Global
1. Kami, para pemimpin agama yang berasal dari Negara Anggota G20 dan negara lainnya di seluruh dunia, memiliki keprihatinan besar akan tantangan global, seperti degradasi lingkungan, bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, kemiskinan, pengangguran, pengungsi, ekstremisme, dan terorisme. Respons efektif terhadap tantangan ini terasa lebih sulit akibat munculnya persaingan antara dan di tengah kekuatan-kekuatan utama dan kebangkitan konflik berbasis identitas di seluruh dunia, yang mengancam perdamaian dan keamanan domestik maupun internasional, serta akibat mengikisnya komitmen publik terhadap nilai-nilai etis dan spiritual yang penting bagi kesejahteraan individu dan masyarakat.
2. Menanggapi tantangan tersebut, kami telah berkumpul di Bali, Indonesia, dalam Forum Agama G20 (R20) Pertama pada 2-3 November 2022, yang diketuai oleh Kiai Haji Yahya Cholil Staquf dan Y.M. Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa.
3. R20 berupaya mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis di tengah keragaman masyarakat, agama, dan bangsa di dunia. Untuk mencapai tujuan ini, R20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi, dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah.
Baca Juga: Hari Persaudaraan, Kemenag Terbitkan Khutbah Tema Inklusi dan Harmoni Alam
4. R20 menyambut baik dan menghargai upaya konstruktif untuk mencapai tujuan tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a. Didirikannya, pada Juni 2021, “Center for Shared Civilizational Values” oleh para pemuka spiritual Nahdlatul Ulama, termasuk Ketua Pendiri R20 dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf; dan
b. “Forum untuk Membangun Jembatan Antara Timur dan Barat” dan “Piagam Makkah” 2019, inisiatif yang didirikan oleh Liga Muslim Dunia di bawah kepemimpinan Y.M. Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, untuk mendorong saling pengertian, hidup berdampingan secara damai, dan harmoni di antara masyarakat, budaya, dan bangsa yang beragam di dunia.
5. Oleh karena itu, R20 menyerukan kepada para pemimpin agama dan politik serta seluruh umat yang beriktikad baik dari semua agama dan bangsa untuk bergabung dalam membangun aliansi global dengan berlandaskan nilai-nilai peradaban bersama.
Baca Juga: Hezbollah Ancam Israel Jika Tidak Segera Tinggalkan Lebanon Selatan Sesuai Kesepakatan
6. R20, melalui aliansi global ini, berupaya untuk:
I. mengembangkan dan melaksanakan prakarsa konkret yang akan menjembatani bangsa dan peradaban;
II. mendorong percakapan yang jujur dan realistis di dalam maupun antara komunitas agama, untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah;
III. menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam struktur kekuatan sosial, politik, dan ekonomi dunia;
Baca Juga: Masjid dan Sekolah di London Jadi Target Vandalisme
IV. mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik;
V. menghentikan penyebaran kebencian komunal;
VI. mendorong solidaritas dan rasa hormat di antara beragam masyarakat, budaya, dan bangsa di dunia;
VII. melindungi manusia dari kekerasan dan penderitaan yang dipicu oleh konflik;
Baca Juga: Mesir Bersiap Operasikan Penyeberangan Rafah
VIII. menyerukan kepada dunia untuk secara aktif membantu mereka yang menderita akibat kekerasan tersebut;
IX. memanfaatkan kearifan ekologi spiritual yang tertanam dalam tradisi keagamaan dunia untuk memastikan lingkungan alam, termasuk unsur bumi, udara, dan air, dihormati dan dilestarikan;
X. mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia; dan
XI. mendapatkan pengakuan bahwa R20 resmi menjadi G20 Engagement Group.
Baca Juga: Dubes Saudi untuk Inggris: Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Palestina
7. Setelah meluncurkan R20 di bawah Presidensi Indonesia untuk G20 pada 2022, kami menantikan Presidensi India untuk G20 pada 2023.
Bali, Indonesia, 3 November 2022. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mesir dan Yordan Tegas Tolak Usulan Relokasi Warga Gaza