Ramadhan Saat Terbaik Bersama Keluarga

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi’raj News Agency (MINA)

Sejatinya, kehadiran bulan suci dapat menjadi saat terbaik bersama . Sebab pada bulan penuh berkah ini biasanya seluruh anggota keluarga dapat mudah berkumpul bersama, yang selama ini jarang dilakukan.

Mulai dari waktu sahur, berbuka bersama, hingga shalat tarawih berjamaah.

Pada momen-momen pertemuan itu ayah, ibu, anak dapat saling ngobrol dan berkomunikasi membicarakan hal-hal seputar mereka. Juga menjadi kesempatan untuk berbagi cerita kebaikan, saling memberi nasihat dan curhat, yang selama ini jarang dilakukan, karena kesibukan masing-masing.

Ada nuansa kebersamaan yang sepanjang setahun ini hilang, kini ditemukan kembali dalam nuansa Ramadhan.

Ada beberapa kegiatan berikut yang layak untuk dimaksimalkan segenap keluarga, dipimpin ayah sebagai kepala rumah tangga dan ibu sebagai pendamping harian rumah tangga, serta seluruh anak-anak.

Pertama, Shalat Berjama’ah

Ini waktu terbaik keluarga secara bersama melakukan shalat fardhu berjamaah di masjid. Misalnya shalat shubuh selepas sahur, shalat Maghrib mengiringi buka bersama, dan shalattarawih.

Sesekali keluarga bisa juga diajak shalat di masjid-masjid besar, misalnya di Masjid Istiqlal, Masjid Al-Azhar, Masjid Sunda Kelapa, dan sebagainya.

Ajaklah keluarga bersama menuju rumah-rumah Allah untuk bertarawih memohon tambahan pahala, keberkahan, ridha dan ampunan-Nya.

Kedua, Bertadarrus Al-Quran.

Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Sebagaimana Allah sebutkan di dalam ayat : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). ” (Al-Baqarah : 185).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama Malaikat Jibril pada malam-malam bulan Ramadhan bertadarus Al-Quran. Maka, kitapun sebagai umatnya demikian. Banyak menggunakan malam-malam Ramadhan untuk bertadarus Al-Quran, terutama bersama keluarga.

Sang ayah sudah berapa juz kah? Ibu berapa? Dan anak-anak mungkin bisa lebih banyak lagi.

Begitulah suasana saling berlomba bertadarus Al-Quran bagi keluarga-keluarga Muslim. Sungguh membahagiakan berkah Ramadhan.

Puasa dan Al-Quran ini pulalah yang kiranya dapat menjadi pemberi syafaat kelak pada hari Akhir. Seperti disebutkan di dalam hadits yang artinya, “Puasa dan Al-Qur’an itu memintakan syafa’at untuk seseorang di hari Kiamat nanti. Puasa berkata: Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Qur’an : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (H.R.. Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Ketiga, Saat Memperbanyak Doa

Mengingat bulan Ramadhan saat orang berpuasa, merupakan saat yang makbul untuk berdoa, maka keluarga-keluarga Muslim pun jangan sampai menyia-nyiakan momentum terbaik ini.

Misalnya pada waktu berbuka bersama, pimpinlah doa bersama dan diaminkan bersama sekeluarga. Tentu akan terasa semakin nikmat mengiringi buka bersama.

Di dalam hadits juga dikatakan yang artinya, ”Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbukanya terdapat doa yang tidak tertolak”. (H.R. Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).

Di samping doa terkait buka bersama, ajak pula anak-anak untuk berbagi doa untuk saudara-saudara yang sedang mendapat ujian dan cobaan. Terutama sekali doa-doa untuk umat di Palestina, Suriyah, Rohingya, Yaman, dan lainnya. Ini sekaligus penanaman nilai-nilai empati pada anak.

Keempat, Melatih Gemar bershadaqah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang paling dermawan dalam berbuat kebaikan, dalam bershadaqah, dan lainnya pada bulan Ramadhan melebihi cepatnya angin bertiup.

Ini menjadi tealdan agar kita dan sekaligus melatih anak-anak untuk gemar bershadaqah pada bulan suci Ramadhan ini. Misalnya, setiap anak kita hendak ke masjid, sisihkan uang untuk nanti dimasukkan ke kotak jariyah masjid.

Sesekali atau sering juga bagus, ajak anak membawa makanan, berbagi dengan kaum dhuafa untuk berbuka, atau memberi santunan kepada mereka.

Ini pendidikan langsung, melatih anak pandai bersyukur atas karunia Allah.

Hal itu, insya-Allah dapat menjadi benteng dari fitnah keluarga, seperti dikemukakan dalam hadits yang artinya, “Fitnah seseorang terdapat pada keluarganya sendiri, harta bendanya,dan tetangganya. Semuanya itu dapat dihapus dengan shalat, puasa, dan shadaqah”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah).

Kelima, I’tikaf di Masjid

Sebuah ibadah yang sangat dianjurkan, bahkan ini sudah menjadi sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Ini pun saat terbaik mengajak keluarga untuk sama-sama i’tikaf di masjid. Bayangkanlah bagaimana Rasulullah, para sahabat dan keluarga mereka pun beri’tikaf di masjid mengharap pahala lebih dari Allah.

Ajaklah keluarga i’tikaf bersama di masjid terdekat atau masjid bersejarah. Tidak bisa tiap hari karena sang ayah masih terikat kerja. Bisa ambil momentum Sabtu malam Ahad. Mabit (malam bina iman dan takwa), begitulah kiranya.

Keenam, Umrah Ramadhan

Rasulullah menyebutkan bahwa umrah pada bulan Ramadhan sama nilainya dengan haji. Ini dapat mendorong keluarga Muslim yang memiliki kemampuan untuk pergi ke tanah suci melakukan umrah Ramadhan.

Sungguh kebahagiaan tersendiri dan ini berkah terbesar bulan suci Ramadhan.

Semoga momentum terbaik pembinaan keluarga ini dapat kita raih pada bulan suci Ramadhan ini. Sehingga semakin memperkuat keluarga sakinah mawaddah warahmah dalam ridha dan ampunan Allah Ta’ala. Aamiin. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Comments: 0