Asmara, MINA – Duta Besar Indonesia untuk Sudan dan Eritrea Burhanuddin Badruzzaman menggelar resepsi diplomatik di Asrama, ibu kota Eritrea.
Pesta yang diadakan pada tanggal 23-24 Agustus tersebut dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus yang lalu.
Perayaan tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Eritrea Osman Saleh Mohammed sebagai tamu kehormatan serta lima menteri lainnya, yaitu Menteri Pertambangan, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Informasi, Menteri Kebudayaan, dan Menteri Tenaga Kerja. Termasuk lebih dari 75 undangan lainnya yang terdiri dari para Duta Besar, Konsul Kehormatan, perwakilan kementerian dan pengusaha di Eritrea.
Dalam acara itu, KBRI menjelaskan dan menampilkan sejarah singkat perjuangan kemerdekaan RI, potensi ekonomi serta kampanye pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
“Perayaan resepsi diplomatik HUT ke-72 Kemerdekaan RI dengan para menteri dan komunitas diplomatik Asmara ini memang telah diprogramkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI yang menginginkan pengembangan Diplomasi Indonesia di negara-negara non-tradisional, termasuk Negara Eritrea,” jelas Dubes RI.
“Perayaan HUT RI di Asmara juga sengaja kami lakukan pada tahun ini, mengingat tahun ini menjadi tahun penentu masa kampanye Indonesia dalam pencalonannya sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 nanti. Dengan prinsip one country-one vote, maka penggalangan dukungan dari satu negara seperti Eritrea akan menjadi sangat penting,” lanjut Dubes RI.
Dalam sambutannya, Menlu Eritrea Osman menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada Pemerintah Indonesia dan Dubes Burhanuddin atas penyelenggaraan resepsi diplomatik HUT ke-72 Kemerdekaan RI di ibu kota Asmara.
Menurutnya, acara itu menunjukkan secara nyata dukungan serta rasa persahabatan yang baik di antara Indonesia dan Eritrea.
Eritrea merupakan negara yang terletak di pesisir timur Benua Afrika dan merupakan bekas Koloni Italia, sehingga memiliki tata kota yang cukup eksotis, dengan jumlah penduduk hampir 6 juta jiwa.
Walau dari aspek wilayah tergolong cukup kecil, tapi posisi geografis yang strategis di jalur pelayaran dunia, yaitu Laut Merah, menjadikan Eritrea sebagai negara yang memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas keamanan pelayaran dunia. Itulah sebabnya beberapa negara di teluk dan kawasan memiliki pangkalan militer aktif di wilayah Eritrea, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir. (L/K02/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel