
Remaja muslimah Amerika dari Minnesota telah mencapai kehormatan langka setelah diterima dari 8 sekolah Ivy League. (OnIslam)
Minneapolis, 20 Jumadil Akhir 1436/9 April 2015 (MINA) – Remaja muslimah Amerika dari Minnesota telah mencapai prestasi yang jarang dicapai orang lain, setelah diterima di seluruh delapan universitas bergengsi di Amerika Serikat (AS), yang dikenal dengan sebutan perguruan tinggi Ivy League.
Ivy League terdiri dari universitas-universitas yang paling prestisius di AS, hampir selalu berada di peringkat teratas dalam daftar universitas top AS.
Ivy League juga adalah bagian dari universitas-universitas dengan pendapatan keuangan terbesar di dunia.
“Saya sangat terkejut,” kata Munira Khalif,alumni di Mounds Park Academy, mengatakan kepada Fox 9 KMSP sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (9/4).
Baca Juga: 10 Rahasia Sukses Muslimah Mengatur Keuangan di Era Digital
“Bagian yang terbaik bagi saya adalah mampu memanggil anggota keluarga di telepon dan mendengar kegembiraan mereka. Ini benar-benar berkah dari Tuhan,” tambahnya.
Kedelapan perguruan tinggi Ivy League antara lain Brown University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth College, Harvard University, University of Pennsylvania, Princeton University dan Yale University.
Remaja Muslim itu juga diterima Stanford, Georgetown, dan University of Minnesota.
“Saya merasa tidak layak bahkan memiliki kesempatan untuk memilih di antara sekolah-sekolah ini karena mereka semua adalah tempat yang luar biasa untuk belajar dan tumbuh berkembang,” kata Khalif.
Baca Juga: Presiden Prabowo Soroti Isu Lingkungan, Kemiskinan, dan Kesehatan di Kongres XVIII Muslimat NU
Membuat pencapaian langka, Khalif katanya belum memutuskan sekolah mana untuk dipilih, berencana untuk melakukan kunjungan kampus sebelum membuat keputusan akhirnya diawal 1 Mei nanti.(T/P007/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Aturan Pembatasan Medsos untuk Anak Harus Komprehensif Hingga Menyangkut Kesehatan Mental