Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Ramadhan H15: Selagi Syaitan Dibelenggu

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 8 Mei 2020 - 16:59 WIB

Jumat, 8 Mei 2020 - 16:59 WIB

8 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi, Jabar

 

Jika kita berhadapan dengan musuh yang bersenjata lengkap, kita akan kesulitan menghdapinya. Namun, jika musuh itu dibelenggu, dirantai, tentu mereka tidak akan leluasa menyerang dan mengganggu kita.

Kita pun bisa leluasa mengerjakan kegiatan-kegiatan kita dengan lancar tanpa hambatan berarti.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Namun, walaupun dibelenggu, musuh ini masih bisa membujuk kita dengan kata-katanya, janji-janjinya dan angan-angannya.

Maka, tak cukup mengandalkan musuh dibelenggu. Yang paling pokok adalah diri kita sendiri yang harus mampu mengendalikan diri dan selalu waspada.

Musuh abadi manusia adalah syaitan yang menggoda setiap saat. Kini, pada bulan Ramadhan ini, para syaitan dibelenggu. Mereka tidak leluasa lagi mengganggu kita. Tinggal kita menghadapi nafsu yang ada pada diri sendiri.

Di dalam hadits dikatakan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Artinya: “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan dibelenggu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mengapa syaitan dibelenggu tapi pada bulan Ramadhan masih saja ada orang yang berbuat dosa dan maksiat? Ya, karena bisa saja maksiat itu muncul disebabkan pengaruh jiwa yang buruk atau nafsu.

Makna lainnya menurut ulama, syaitan tidak sebebas ketika dilepas. Karena makhluk yang dibelenggu hanya terikat bagian tangan dan lehernya. Sementara kakinya, lidahnya masih bisa berkarya.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, juga bermakna segala amal kebaikan yang akan menuju surga sangat dipermudah. Sebaliknya, segala perbuatan maksiat dan keburukan diperhambat.

Jadi, selagi syaitan dibelenggu, mari kita maksimalkan segala ibadah dan amal kebaikan sepanjang bulan Ramadhan ini. Jangan sisakan sejengkalpun untuk berbuat maksiat.

Sehingga nanti seusai Ramadhan, mudah-mudahan jiwa kita mendapatkan kekuatan untuk istiqamah di jalan Allah. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah
Ramadhan
Ramadhan