Renungan Ramadhan H25: Apa Prestasi Kita?

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar

 

Cristiano Ronaldo, megabintang Juventus boleh hebat dalam urusan gocek-menggocek bola. Namun dia dipastikan akan kalah jika bertanding badminton melawan pebulutangkis Indonesia Jonatan Christie.

Valentine Rossi memang pembalap motor GP kelas dunia yang meraih berbagai tropi sirkuit bergengsi tingkat dunia. Namun coba jika diajak balapan lari 100 meter melawan sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Rossi pasti terpapar di belakang Zohri.

Ya, prestasi orang memang berbeda-beda, sesuai bakat, potensi, minat dan latihan. Asalkan pekerjaan itu ditekuni terus-menerus, ia akan mendatangkan prestasi.

Demikian jaga dalam kehidupan sebagai hamba Allah. Tiap individu Muslim perlu membuat prestasi amal apa yang patut diperhitungkan di hadapan Allah kelak.

Tidak mungkin satu orang bisa roll on, mampu berpestasi semuanya. Bisa saja seseorang ahli sedekah, tapi ia tidak mampu mengajar Al-Quran. Ada yang hafidz Al-Quran, sisi lainnya ia belum bisa banyak berkontribusi dalam pembangunan masjid.

Ada yang ahli puasa sunah, walau dia tak banyak jam terbang dalam kancah medan dakwah.

Begitulah, jalan-jalan kebaikan itu sangat banyak, dan kita dapat mengambil salah satu, dua atau lebih dari jalan kebaikan itu. Sehingga pintu-pintu surgapun akan memanggil seseorang sesuai prestasinya.

Seperti disebutkan di dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari pintu infaq. Dan pintu itu berkata, Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barangsiapa termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. (HR Bukhari dan Muslim).

Ramadhan mengajak kita mengintrospeksi kembali diri kita dengan “imanan wah tisaban” (keyakinan dan pengharapan) sejauh mana amaliyah kita sehari-hari.

Sehingga kita dapat melakukan amal-amal prestatif yang dapat kita andalkan kelak saat berjumpa dengan-Nya.

Ya, menjadi manusia prestatif itulah hakikat Allah menciptakan kita di muka bumi ini, sebelum nanti tenggelam di dalam bumi alias dikubur.

Allah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk : 2).

Semoga Allah selalu membimbing kita di jalan yang diridhai-Nya dan menguatkan jalan-jalan kebaikan menuju ampunan-Nya. Aamin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)