Hebei, Cina, 8 Sya’ban 1428/4 Mei 2017 (MINA) – Ribuan orang melakukan aksi protes di provinsi Hebei, China, Rabu (3/5), setelah terjadi kebocoran di pabrik kimia melepaskan gas beracun ke udara.
Warga mengatakan kebocoran tersebut terpancar pada 29 April dari pabrik Hebei Xingfei Chemical Co. di kota Dongwang, dekat kota Xingtai, Hebei, setelah insiden kebakaran baru-baru ini.
Sebuah surat edaran resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Ningjin, yang mengelola perkampungan Dongwang, mengatakan telah terjadi kebakaran dalam jaringan pipa yang membawa asam trikloroisosianurat,
“Kebakaran memicu emisi gas yang menyengat yang ditiupkan ke beberapa desa melawan arah angin, dan menyebabkan muntah, batuk, dan kesulitan-kesulitan lainnyam,” kata surat edaran itu seperti dilansir RFA.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
“Pemerintah daerah Ningjin sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Kami juga telah menginstruksikan biro perlindungan lingkungan kota untuk menyelidiki perusahaan di sekitarnya,” tambah suran tersebut.
Warga beberapa desa di dekat lokasi melaporkan mengalami muntah dan pingsan, sementara ribuan orang berkumpul di luar gerbang pabrik, menghalangi jalan dan menuntut relokasi pabrik selama beberapa hari terakhir.
“Semua komunitas petani di dekat kota kami telah berangkat ke sana untuk menuntut agar pabrik kimia menghentikan produksi,” seorang warga Dongwang bermarga Li.
“Semua penduduk desa terdekat, yang paling parah terkena polusi, juga ada di sana,” katanya. “Ada banyak orang di sana hari ini, ribuan orang.” “Kami hanya ingin agar pabrik berhenti beroperasi.”
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Seorang penduduk bermarga Zhao mengatakan pihak berwenang lebih peduli dengan keuntungan yang didapatkan dari puluhan pabrik kimia yang beroperasi di sana ketimbang keselamatan dan keamanan warga lokal.
“Ada lebih dari selusin pabrik kimia di daerah ini, dan kita bisa mencium (emisi) saat angin bertiup dari sana,” kata Zhao. “Terdapat peningkatan kasus kanker yang sangat tinggi di desa-desa di dekatnya, dan ada kompensasi yang dibayarkan untuk pencemaran hasil panen.” (R11/RS1)
Miraj Islamic News Agency/MINA
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas