Ribuan Warga Australia Tolak Pesta Kembang Api Tahun Baru

Pesta Kembang Api di Australia (foto:, istimewa)

Sydney, MINA – Lebih dari 250 ribu orang telah menandatangani petisi yang menuntut pembatalan pesta untuk menyambut yang rutin diselenggarakan di Sydney, New South Wales, Australia.

Mereka menganjurkan lebih baik dana besar yang dihabiskan untuk pesta kembang api digunakan buat pemadaman kebakaran lahan dan hutan yang mengancam kota tersebut.

Petisi tersebut menyebutkan, setidaknya 5,8 juta dolar Australia atau lebih dari Rp 56 miliar dihabiskan untuk menyelenggarakan pesta kembang api di Sydney tahun lalu, demikian dikutip dari BBC, Senin (30/12).

Dampak dari pesta kembang api juga disebutkan dapat menimbulkan trauma bagi sebagian orang yang sudah sering menghirup asap akibat kebakaran hutan.

Namun, Wali Kota Sydney Clover Moore mengatakan pesta kembang api akan tetap dilaksanakan.

Moore mengungkapkan simpati yang terdalam bagi penanda tangan petisi, tetapi menyebut pesta kembang api telah direncanakan 15 bulan sebelumnya dan dana yang dialokasikan sudah terlanjur digunakan.

“Kami tidak dapat membatalkan pesta kembang api, dan kalau pun kami bisa, pembatalan tersebut hanya akan menimbulkan dampak yang kecil,” kata Moore di laman petisi.

yang menandatangani petisi melalui Change.org mengatakan, pesta kembang api akan tampak seperti “penghinaan”.

“Warga Australia di penjuru negeri membutuhkan uang untuk membangun kembali gedung sekolah dan rumah,” kata seorang warga. “Ini masalah prioritas dan ini saatnya kita menunjukkan bahwa kita peduli.”

Linda McCormick, yang memulai petisi mengatakan, banyak komunitas di Australia telah membatalkan pesta kembang api dan akan merayakan pergantian tahun dengan cara lain.

Dalam beberapa bulan belakangan ini, Australia tengah dilanda kebakaran semak dan hutan akibat peningkatan suhu dan kekeringan parah.

New South Wales merupakan negara bagian yang terdampak paling parah dengan setidaknya 100 titik api. (T/Sj/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.