Grozny, MINA – Ribuan orang di Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, turun ke jalan-jalan ibu kota regional pada Selasa (23/5/2023), berunjuk rasa menentang pembakaran Al-Quran baru-baru ini.
Dikutip dari The Moscow Times pada Kamis (25/5), polisi di kota Volgograd Rusia barat daya telah menahan Nikita Zhuravel (19) setelah dia diduga membakar salinan Al-Quran di depan masjid kota pada akhir pekan.
Kasus kriminal terhadap Zhuravel atas tuduhan menghina perasaan penganut agama telah diserahkan kepada penyelidik Chechnya.
Menurut Komite Investigasi Rusia, Zhuravel mengaku telah bertindak dengan imbalan pembayaran 10.000 rubel ($125) dari badan keamanan Ukraina.
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah
Sekitar 10.000 orang warga dilaporkan ikut serta dalam protes hari Selasa di Masjid Heart of Chechnya di pusat kota Grozny.
Berbicara di rapat umum, kepala mufti Salah Mezhiev menyebut pembakaran Al-Quran sebagai “kejahatan terhadap Islam, terhadap kemanusiaan, toleransi, tindakan yang melampaui semua batas moral dan etika.” (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah