Ramallah, MINA – Ribuan warga Palestina di Tepi Barat pada Senin (8/6) menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana aneksasi Israel atas sebagian besar wilayah Palestina dan memperluas otoritasnya.
Pantuan MENA FN, para pengunjuk rasa membawa bendera nasional Palestina dan spanduk bertuliskan kecaman terhadap rencana aneksasi, berkumpul di pusat kota Ramallah, sekitar 10 kilometer utara Yerusalem.
Demonstran memperingatkan bahwa rencana rezim Israel itu dapat menimbulkan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas regional.
Para orator termasuk pejabat gerakan Fatah dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menekankan bahwa rencana aneksasi dapat mematikan proses perdamaian dan menghilangkan kemungkinan pembentukan negara berdaulat Palestina berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Aksi massa berlangsung dua hari setelah Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyatakan bahwa Otoritas Palestina akan mengintensifkan upayanya di Dewan Keamanan PBB untuk membentuk front yang lebih luas untuk menghentikan rencana Israel menganeksasi tanah Palestina.
“Front internasional yang lebih luas bertujuan untuk memberikan tekanan pada rezim Israel agar menghentikan rencananya mencaplok bagian-bagian dari tanah Tepi Barat,” kata Mansour dalam sebuah wawancara eksklusif dengan stasiun radio Voice of Palestine berbahasa Arab pada Sabtu (6/6).
Dia juga akan bertemu dengan presiden bergilir DK PBB, Nicolas de Riviere, dan anggota dewan lainnya untuk menjelaskan konsekuensi destruktif dari rencana aneksasi Israel.
“Kami akan meminta Dewan Keamanan untuk mengintensifkan tekanan mereka terhadap Israel yang didukung AS, untuk menghentikan pelaksanaan rencana aneksasi,” kata Mansour. (T/RS2/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan