Nchelenge, Zambia, MINA – Ribuan pengungsi dari Republik Demokratik Kongo telah mencari keamanan di Danau Mweru, sisi Zambia, setelah tentara dilaporkan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil.
Sekitar 6.000 penduduk Kongo telah melarikan diri melintasi perbatasan sejak akhir Agustus, memicu sebuah tanggap darurat dari badan pengungsi PBB, UNHCR, yang telah berjuang untuk menyediakan jatah pangan dasar dan tempat tinggal.
Kawasan timur Kongo yang luas telah lama dilanda kekerasan, tapi pertempuran antara tentara pemerintah dan kelompok milisi, serta bentrokan antar etnis, meningkat tahun ini.
UNHCR mengatakan bahwa kerusuhan tersebut telah menyebabkan arus masuk terbesar ke Zambia selama lima tahun terakhir, dengan banyak pengungsi menyalahkan pasukan Presiden Kongo Joseph Kabila karena melakukan kekerasan terburuk. Demikian Arab News memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Tidak aman tinggal di Kongo lagi karena tentara pemerintah membunuh orang,” kata Kaimba Kazili (39), seorang petani wanita di kamp transit Kenani di Nchelenge, Zambia utara.
Kazili harus melahirkan anak kembarnya pada 20 Agustus, sebelum akhirnya tiba di Zambia pada tanggal 14 September.
Awal tahun ini, keamanan memburuk tajam di daerah Pweto di Haut Katanga, yang berbatasan dengan Zambia. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan