Rokok, dari Kanker Paru hingga Impotensi (Oleh: dr. Suwardi Sukri)

Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Integratif Medicine

“Seorang gadis belia 24 tahun menderita kanker paru, karena setiap hari dia terpapar asap rokok di ruang kerja kantornya yang ber AC,“ “Seorang ayah menderita  sesak akibat penyakit penyumbatan saluran udara paru. Karena sejak SMP dia merokok.“

Perokok Pasif

Angka di Indonesia dapat dipastikan dari hari ke hari kian meningkat jumlahnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perokok yang menyasar ke semua kelompok usia, dari kanak-kanak, remaja belia, dewasa, orang tua sampai kakek-nenek. Pada semua gender pula; baik wanita, pria dan  waria merokok.

Lebih memprihatinkan lagi, orang merokok dapat dilakukan di semua area bahkan di rumah ibadah sekalipun orang merokok, walau   ada larangan. Begitu pun di ruangan ber AC, di kantor atau di tempat umum. Lihatlah, di pinggir jalan orang-orang merokok menjadi suatu pemandangan yang lumrah.

Saat ini jumlah perokok aktif di Indonesia telah mencapai 60 juta orang dan dari jumlah tersebut, kebanyakan perokok aktif berasal dari kalangan anak-anak dan remaja. Bahkan mengalami kenaikan sebesar 8,8 persen pada tahun 2016. Angka ini akan bertambah setiap tahunnya.

Ini suatu musibah bagi bangsa yang besar ini. Mengapa? Karena sumber daya manusia Indonesia, yang merupakan generasi pewaris negeri ini akan menjadi problem kesehatan dikemudian hari. Mereka akan menjadi bagian masalah, bukan sebagai pemberi solusi sebagaimana yang diharapkan.

Pemerintah harus mencari solusi agar usia produkstif terselamatkan dari bahaya

Itu baru jumlah perokok aktif. Bagaimana dengan perokok pasif? Tentu saja jumlahnya akan jauh lebih besar dari perokok aktif. Sebab seorang perokok aktif dapat menghasilkan banyak perokok pasif. Opini ini tidaklah salah sebab perilaku perokok aktif cenderung sembrono dan tidak patuh pada aturan.

Mereka seenaknya merokok tanpa toleransi pada orang yang tidak merokok di dekatnya. Akibatnya timbullah apa yang dikatakan dampak buruk asap tembakau lingkungan=ATL.

Apa dampaknya? ATL akan memberi dampak negatif yang sama dengan dampak buruk perokok aktif. Seperti perokok pasif dapat menderita penyakit kanker, penyakit jantung, stroke dan penyakit penyumbatan saluran napas paru. ATL akan lebih terasa, bila orang yang tidak merokok berada di lingkungan orang merokok, di mana jumlah mereka lebih dari seorang, dan dalam waktu terpapar cukup lama.

Serta berlangsung rutin sehari-hari. Sebagai  contoh pada kasus; seorang gadis yang mengalami kanker paru. Atau anak yang orang tuanya merokok.

Nikmat Membawa Sengsara

Mengapa rokok itu membuat ketagihan? Karena rokok mengandung nikotin. Nikotin merupakan senyawa organik alkaloid yang dikandung oleh tumbuhan seperti tembakau, tomat, kembang kol dan kulit kentang. Namun kadar Nikotin pada rokok jauh lebih besar dibanding jumlah nitkotin pada sayuran.

Sebatang rokok jumlah Nikotin yang dikandungnya; 1- 3 mg per batang rokok. Sementara pada Kembang kol hanya; 3-16 nanogram/gram, Terong: 100 nanogram/gram, jadi jauh lebih sedikit.

Oleh sebab itu, Nikotin rokok dapat membuat candu. Karena Nikotin sebagai zat bioaktif stimulan pada sel saraf otak. Sifat zat bioaktif adalah dia mengambil alih fungsi suatu organ tubuh. Ketika rokok dihisap, asap rokok akan masuk ke dalam paru-paru. Di paru asap akan diserap oleh sirkulasi darah paru. Di dalam darah asap ini akan berubah menjadi partikel-partikel menuju ke otak. Nikotin dalam bentuk partikel akan diterima oleh suatu reseptor alfa 4 beta 2 di otak.

Selanjutnya, sel otak akan melepaskan neurotransmiter Dopamin. Dopamin inilah yang memberi rasa nikmat, rasa nyaman, dan semangat. Kadar Dopamin yang meningkat, merangsang sel saraf melepaskan neurotransmiter Asetilkolin yang berperan menstimulasi motorik tubuh, pusat emosi dan pusat informasi.

Itulah sebabnya orang merokok menjadi lebih waspada, lebih jernih berpikir dan lebih dapat mengontrol emosinya. Namun sebaliknya, jika perokok dilarang merokok maka emosi mereka sering tidak terkontrol atau marah.

Nikotin juga merangsang tubuh melepaskan Adrenalin, yang berefek meningkatkan kerja jantung dan pembuluh darah. Adrenalin akan merombak lebih banyak cadangan energi tubuh yakni lemak menjadi glukosa darah.

Meningkatnya glukosa darah, tubuh akan melepasakan Insulin. Dengan demikian energi perokok meningkat dan rasa lapar pun hilang alias nafsu makan menurun.

Itulah sebabnya pencandu rokok lebih terlihat kurus. Ada kata-kata mereka yang fenomenal: “Lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok.“

Kadar Asetilkolin dan Dopamin yang meningkat akan merangsang tubuh melepaskan Endorfin dan Glutamat. Endorfin disebut juga sebagai hormon kebahagiaan, membuat perokok merasa hepi. Sementara Glutamate membuat perokok merasakan sensasi rileks.

Dengan fakta ini dapat difahami bahwa seorang perokok akan memperoleh kenikmatan yang berlebih dan membuat candu, walaupun resikonya akan dirundung berbagai penyakit, yang akan membuat perokok sengsara dikemudian hari.

Tar

Sesungguhnya yang membuat rokok itu berbahaya adalah Tar dan zat toksin lainnya. Tar atau Ter atau aspal hitam untuk membuat jalan, dihasilkan dari proses pembakaran tembakau. Selama tembakau itu tidak terbakar dia tidak menghasilkan Tar.

Tar yang berada dalam asap rokok dapat membuat lapisan lengket pada bagian dalam paru-paru.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru. Dan berubah menjadi petaka berupa:  kanker paru, kanker tenggorokan, kanker mulut serta emfisema (penyakit paru obstruksi menahun), penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tar berwarna hitam seperti jelaga. Pada perokok berat parunya akan berubah; dari paru bersih menjadi hitam akibat akumulasi tar ini. Dikatakan perokok berat, bila dia menghabiskan minimal 1 bungkus rokok per hari.

Selain nikotin dan tar, masih banyak bahan kimia yang dikandung pada asap rokok, ada 600 bahan kimia lainnya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Karbon monoksida, misalnya, zat yang sangat senang mengikat Hb. Di mana afinitasnya terhadap Hb jauh lebih besar dibanding oksigen. Artinya Hb lebih senang mengangkut Karbon monoksida dibanding oksigen. Akibatnya kadar oksigen berkurang di darah perokok.

Akibatnya sel-sel tubuh mudah mangalami hipoksia atau kekurangan oksigen. Sementara kelebihan Karbon monoksida adalah racun bagi tubuh. Di mana dapat meningkatkan pertumbuhan plak pembuluh darah dan membuat platelet darah lengket. Sehingga mudah terjadi gumpalan darah dan menyumbat pembuluh darah, terutama pada jantung dan otak.

Zat berbahaya lainnya adalah; Sianida dan Benzene di mana kedua  zat ini bersifat karsinogenik penyebab kanker kandung kemih, dan kanker ginjal.

Rokok juga dapat menyebabkan impoten akibat gangguan sirkulasi darah ke penis terhambat dikarenakan gumpalan darah dan pengerasan di dinding pembuluih darah penis.

Bagi pria yang merokok di usia muda dapat mengalami impoten sekitar 50% dibanding pria yang tidak merokok. Nah, lo.

Iklan

Melihat bahaya rokok yang cukup berat dan tentu butuh dana besar untuk mengatasi dampak buruk tersebut. Tidak serta merta membuat masyarakat stop merokok. Sebaliknya, justru angka perokok kian menlonjak, terkhusus bagi anak usia muda.

Ini suatu hal yang memprihatinkan. Kita pun bertanya, mengapa hal ini terjadi?

Banyak faktor terlibat  mengapa seseorang tertarik merokok. Faktor pergaulan, pengaruh orang tua yang merokok, faktor coba-coba atau faktor  psikologis untuk gaya- gayaan. Namun ada satu faktor yang mungkin luput dari perhatian. Yang menurut saya justru ini yang amat berpegaruh bagi perubahan perilaku masyarakat di dalam memandang rokok.

Faktor apa itu? Faktor Iklan. Dalam ilmu neurosains telah membuktikan bahwa perilaku manusia dapat memengaruhi otak menghasilkan suatu molekul  di mana molekul ini mendorong  manusia untuk melakukan apa yang dia dipikirkan.

Engkau melakukan apa yang engkau pikirkan! Klop. Disinilah iklan memanfaatkan jargon tersebut. Sehingga semua iklan rokok menarik. Coba amati. Iklan rokok menampilkan pria maco, pria keren dan menampilkan kesuksesan. Seorang pria petualang. Bunyi satu iklan rokok. Dan lebih aneh, olah raga seperti sepak bola sponsornya rokok. Begitu juga seni musik iklannya rokok.Tiada satu pun iklan movie  rokok yang betul-betul  menampilkan orang sakit parah akibat rokok. (adakah? Atau saya tidak tau?) Iklan-iklan yang keren  ini, bila sering ditampilkan akan membentuk opini.

Jarasnya begini: Informasi iklan ditangkap oleh indera penglihatan, lalu disalurkan ke Talamus kemudian ke area limbik, suatu area di otak yang mengurusi nafsu atau emosi. Di area ini ada hipokampus tempat memori disimpan. Karena memori ini sering diulang-ulang maka informasi pun akan dianggap benar. Akhirnya, tubuh terdorong untuk mencobanya.

Apalagi kalangan usia muda cara berpikirnya kurang matang dalam memilah kebenaran suatu informasi. Disinilah kecerdasan para pebisnis rokok. Bisnis rokok adalah bisnis yang tajir. Karena rokok mudah diserap oleh masyarakat dari semua kalangan usia dan gender. Itulah sebabnya iklan semahal apapun juragan rokok siap membayar kes.

Oleh karena itu, jangan heran iklan rokok pasti bagus-bagus. Ada satu iklan lagi yang paling cespleng dan berbiaya gratis yaitu iklan orang tua yang merokok di depan anak-anaknya. Dijamin berhasil melahirkan generasi perokok.

Bisakah saya berhenti merokok?

Bisa! Kenapa tidak! Semua berawal dari niat dan motivasi anda. Berhenti merokok itu soal mudah. Asal niat dan motivasi anda kuat, insyaa Allah tidak butuh waktu lama anda berhenti merokok. Tidak usah pakai obat. Cukup cari motivasi mengapa anda harus berhenti merokok. Kemudian niatkan berhenti. Pasti berhenti.

Godaan datang dari teman perokok  itulah setannya.Yang siap memprovokasi anda untuk kembali merokok. Segera tinggalkan mereka dengan cara yang anda merasa nyaman. Anda lebih tahu bagaimana menolak ajakan teman. Berbagai motivasi berhenti merokok; Ada yang berhenti merokok setelah batuk kronis.

Ada yang berhenti karena takut anaknya ikut merokok. Ada pula yang berhenti merokok karena meliat gambar paru-paru perokok yang hitam legam. Terserah anda motivasinya. Yang penting kuatkan niat, stop rokok. Ada efek berhenti rokok tentu. Yakin anda dapat melewati rintangan itu. Tidak berat efeknya, paling pusing dikit, terasa asam di mulut . Demikain sekilas tentang rokok. Semoga bermanfaat. Salam sehat.

(AK/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.