Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SAAT HATI NON-MUSLIM DIGETARKAN AL-BAQARAH AYAT 120

Rudi Hendrik - Senin, 29 September 2014 - 17:28 WIB

Senin, 29 September 2014 - 17:28 WIB

1343 Views

Ketua Umum Dapur Da’i Nusantara, Masrur Anhar, berceramah di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Ahad (28/9). (Foto: Rudi/MINA)
Ketua Umum Dapur Da’i Nusantara, <a href=

Masrur Anhar, berceramah di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Ahad (28/9). (Foto: Rudi/MINA)" width="300" height="225" /> Ketua Umum Dapur Da’i Nusantara, Masrur Anhar, berceramah di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Ahad (28/9). (Foto: Rudi/MINA)

Ternyata, lantunan dari ayat 120 dari surat Al-Baqarah pernah membuat hati orang non-muslim bergetar keras di era tahun 80-an.

Ayat yang terjemahnya lengkapnya berbunyi “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)’. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Inilah ternyata makna ayat yang menggetarkan mereka itu, sebuah ayat yang memastikan kemarahan pihak yang tak pernah senang dengan umat Islam.

Itulah fakta yang terjadi di masa lalu meskipun diakui bahwa kenyataan hari ini berbanding terbalik.

Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir

Ketua Umum Dapur Da’i Nusantara, Masrur Anhar, menegaskan hal tersebut pada jama’ah pengajian dwi mingguan di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Ahad (28/9).

Di hadapan ratusan jamaah laki-laki dan perempuan, Ustadz berkacamata tersebut menceritakan kisahnya.

“Pengaruh luar biasa terjadi pada tahun 80-an, hingga orang non-Muslim akan tergetar hatinya jika dibacakan,” ujar Masrur. Namun ia menyayangkan, hari ini yang menolak syariat Islam ternyata bukan hanya orang non-Muslim. “Bahkan banyak juga dari kalangan orang Islam,” katanya bersedih.

Masrur mengisahkan, pada era itu, pernah ada seorang non-muslim bermarga Panggabean yang berada di Jerman sampai mengatakan, “Kami di sini tidak pernah tidur nyenyak karena khawatir ketika kami bangun, Indonesia sudah menjadi negara Islam.”

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Masrur menggambarkan, betapa besar kebencian orang non-muslim kepada Islam saat itu.“Karena itu, kita menolak keras dipimpin oleh orang-orang yang jelas-jelas anti pati pada Islam. Sayangnya, hari ini ayatnya seolah hilang dan tak pernah lagi menggema,” ujar Masrur menghela nafasnya.

Ustadz ini mengutip ucapan pendahulunya, KH. Yusuf Hasyim (Alm) yang berucap di tahun 2000 tentang surat Al-Fath ayat 29 :“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”

Menurut Masrur, Almarhum mengungkapkan kekecewaannya lantaran ada seorang Kiyai yang melaksanakannya dengan cara terbalik. “Mereka berkasih sayang dengan non-Muslim, tapi justeru bersikap sangat keras terhadap umat Islam sendiri,” ungkapnya.

“Inilah gambaran kondisi hari ini, ternyata praktek ayat ini dilaksanakan secara terbalik,” tegas Masrur. (L/P001/R12)

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Asia
Breaking News
Timur Tengah
Kolom
Tausiyah