SABAR DAN IKHLAS

Oleh: Annisa Fithri Nurjannah Mahasiswa Komunikasi Penyiran STAI AL FATAH Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

Ikhlas dan Sabar adalah kunci kehidupan
dan adalah kunci kehidupan

Dua kata yang selalu ada di dalam sifat manusia, jadi tidak aneh sabar dan ikhlas selalu beriringan ketika kita sedang mendapat cobaan maupun kesusahan.

Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan musibah kebanyakan dari kita akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar dan ikhlas.

Kalau kita definisikan sabar adalah sikap seorang mukmin mencegah dan menahan dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang menuruti hawa nafsu dan meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)

Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segla sesuatu yang terjadi di dunia ini pada hakikatnya ujian.

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah pemilik yang sebenar-benarnya atsa segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitulah Allah mengambilnya dari kita, InsyaAllah kita akan lebih mudah merelakannya.

Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipn, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan ikhlas mengembalikannya kepada sang pencipta.

Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti sabda Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Sesungguhnya pahala besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barang siapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barang siapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah no. 46)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar: 10)

Sedangkan ikhlas adalah mengerjakan setiap ibadah atau amal kebaikan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengharapkan ridha-Nya. Firman Allah ta’ala:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am: 162)

Terdapat sebuah hadis juga mengatakan, bahwa Setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tidak lain hanyalah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih kesabaran dan keikhlasan, seperti:

Pertama, kita harus percaya pada jaminan Allah, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286). Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.

Kedua, kita semua pasti mampu bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.

Ketiga, ketika ditimpa suatu kesulitan, kesedihan dan kehilangan lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita sabar dan ikhlas menerimanya, maka InsyaAllah tidak akan terasa berat akan ujian tersebut. Dalam sabar terkandung ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan ridha Allah terhadap kita dengan segalanya.

Keempat, kita harus selalu baik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan, dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan, dan pengaturan-Nya., maka cari saja Tuhan selain Allah.

Perhatikan firman-Nya dalam hadist Qudsi, “Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka berTuhnalah kepada Tuhan selain aku.” (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Terdapat pula manfaat dan keutamaannya:

  1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
  2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
  4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  5. Doa kita akan diijabah.
  6. Dekat dengan pertolongan Allah.
  7. Mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  8. Akan mendapatkan naungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hari kiamat.
  9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
  10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
  11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
  12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala)

Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian. Karna sabar itu menenangkan jiwa, ikhlas itu mendamaikan hati. Sabar dan ikhlas mengajarkan kita arti ‘memahami’. Sabar dan Ikhlas adalah kunci sukses menjalani segala cobaan yg Tuhan beri, agar hati & keyakinan kita tetap kuat bertahan. Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian. (anj/R02)

(Diolah dari berbagai sumber)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0