Sarjana Kreatif Wujudkan Indonesia Makmur

. (Foto: dok. DPR RI)

Jakarta, MINA – Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menaruh keyakinannya bahwa semakin banyak sarjana yang kreatif, inovatif, dan visioner akan mempercepat perwujudan Indonesia menjadi negara maju, makmur, dan berkeadilan.

“Saat para sarjana terjun ke masyarakat, disanalah laboratorium kehidupan sesungguhnya. Saya yakin bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama di perguruan tinggi akan menjadi modal utama dalam menekuni pekerjaan dan profesi sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Bamsoet saat memberikan Orasi Ilmiah pada wisuda Universitas Nasional Periode I Tahun Akademik 2017/2018 di Jakarta, Ahad (4/3).

Bamsoet menegaskan, fungsi dan peran perguruan tinggi di Indonesia merupakan sentra pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal inilah yang membuat bangsa Indonesia sangat berharap pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk dapat melahirkan generasi yang terampil dan mandiri.

“Perguruan tinggi merupakan tempat menggelorakan semangat kuat untuk mengembangkan jati diri calon pemimpin bangsa dan menimba ilmu pengetahuan. Seperti yang ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat,” tutur Bamsoet sebagaimana Parlementaria dikutip MINA.

Selain memberikan motivasi kepada para wisudawan, dalam orasi ilmiah tersebut Bamsoet juga membahas tentang peran perguruan tinggi dalam mewujudkan cita hukum yang berkeadilan.

“Sebagai bangsa, kita patut bersyukur dan bangga memiliki Pancasila, yang merupakan warisan nilai-nilai fundamental serta menjiwai seluruh elemen kehidupan sekaligus jati diri bangsa. Pancasila juga memberikan identitas sistem kenegaraan dan sistem hukum,” ujar Bamsoet.

Politisi Partai Golkar ini juga menekankan bahwa cita hukum yang berkeadilan akan terwujud manakala nilai-nilai Pancasila selalu menjadi jiwa dalam setiap tahap pembangunan. Hukum dan keadilan menjadi dua hal yang tidak mungkin dipisahkan, baik dalam hal hakikatnya maupun dalam hal pencapaiannya.

“Hukum yang berkeadilan sampai saat ini memang masih menjadi pekerjaan rumah kita semua, terutama yang berkaitan erat dengan sikap moral dan integritas para penegak hukum. Karena itu perlu pembenahan sistem dari hulu sampai hilir,” ucap Bamsoet.

Pembenahan di hulu dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi dalam menghasilkan sarjana-sarjana hukum yang memiliki moral serta pemahaman yang memadai tentang hukum yang berkeadilan.

Di hilir, berkaitan dengan peranan para penegak hukum tempat masyarakat menggantungkan harapan akan keadilan. Sarjana-sarjana hukum yang akan menjadi hakim, jaksa, dan pengacara, diharapkan mampu menjalankan tugas demi terwujudnya keadilan di masyarakat.

“Sikap moral dan integritas berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Disinilah letak penting perguruan tinggi agar dapat melahirkan SDM yang unggul. Perguruan tinggi harus menjadi salah satu benteng dalam merencanakan tatanan bangsa ke depan. Dari sinilah kelak dihasilkan ekonom, dokter, dosen, ahli hukum, budayawan, politisi, dan lain sebagainya,” tutur Bamsoet.

Masyarakat sangat mengharapkan hukum mampu memberikan rasa keadilan. Pada hakekatnya, hukum tanpa keadilan hanya akan membuat permasalahan hukum yang lain, tanpa ujung penyelesaian.

“Saya minta para sarjana yang hari ini diwisuda mampu berperan besar dalam membangun hukum nasional sesuai cita hukum yang berkeadilan. Saya yakin, para wisudawan di sini tak hanya sekadar singgah mendapatkan gelar dan stempel kelulusan sebagai sarjana. Namun telah menimba ilmu pengetahuan dan menggelorakan semangat serta mengembangkan jati diri sebagai calon pemimpin bangsa,” pungkasnya. (R/R09/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)