Tepi Barat, MINA – Setelah melakukan perjalanan kaki selama 11 bulan dari negaranya ke Palestina, aktivis Yahudi Swedia Benjamin Ladra ditolak masuk ke wilayah yang diduduki oleh Otoritas Perbatasan Israel.
Setelah ditolak masuk, Ladra menulis di akun Facebook-nya bahwa ia ditolak karena dua tudingan dari pihak keamanan Israel.
“Mereka hanya memberikan dua alasan untuk menolak saya masuk, salah satunya adalah mereka mengira saya berbohong selama interogasi dan yang lain bahwa mereka mengira saya akan pergi ke (desa) Nabi Saleh dan membuat demonstrasi,” katanya di Facebook, demikian Imemc News melaporkan, Jumat (6/7).
Ladra memulai perjalanannya pada 8 Agustus 2017 dengan tujuan memprotes dan meningkatkan kesadaran masyarakat internasional tentang pendudukan Israel dan penderitaan rakyat Palestina.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Perjalanannya juga menandai seratus tahun Deklarasi Balfour tahun 1917, ketika Inggris menjanjikan “tanah air” Yahudi di Palestina selama mandat dan pendudukan Inggris di negara itu.
Di penyeberangan yang dikontrol Israel dengan Tepi Barat, ia diinterogasi selama enam jam hingga kemudian ia ditolak masuk.
“Sekarang tanyakan pada diri Anda mengapa negara Israel sangat takut pada seorang pria Swedia sehingga mereka tidak mengizinkannya memasuki negara yang mereka tempati. Inilah kekuatan aktivisme,” katanya. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)