Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekjen. PBB Serukan Hentikan Segera Pertempuran Libya

Insaf Muarif Gunawan - Selasa, 9 April 2019 - 16:04 WIB

Selasa, 9 April 2019 - 16:04 WIB

0 Views

Tripoli, MINA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (8/4) mengutuk keras peningkatan eskalasi militer di dekat Tripoli dan menyerukan penghentian segera pertempuran.

Seruan tersebut menyusul serangan udara oleh pasukan oposisi pimpinan Jendral Khalifa Haftar di bandara Mitiga di timur ibukota.

“Mendesak penghentian segera semua operasi militer untuk menenangkan situasi dan mencegah konflik habis-habisan,” kata Guterres, demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.

“Kami sangat mengecam eskalasi militer dan pertempuran yang sedang berlangsung di dalam dan sekitar Tripoli, termasuk serangan udara hari ini oleh pesawat Angkatan Darat Nasional Libya (LNA) terhadap bandara Mitiga,” sambungnya.

Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir

Serangan udara menutup satu-satunya bandara Tripoli yang berfungsi saat pertempuran berkobar di sekitar ibukota dan ribuan orang melarikan diri.

LNA yang dirancang sendiri oleh Haftar mengklaim serangan udara Senin terhadap bandara, dengan seorang juru bicara mengatakan serangan itu menargetkan pesawat militer MiG-23 dan sebuah helikopter.

Haftar melancarkan serangan ke Tripoli minggu lalu tepat ketika Guterres berada di Libya untuk mendorong kesepakatan politik dalam menyelenggarakan pemilihan umum.

Pemerintah persatuan yang didukung PBB mengendalikan ibukota, tetapi otoritasnya tidak diakui oleh pemerintahan paralel di timur negara itu.

Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus

Ketika pertempuran meningkat selama akhir pekan, PBB menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil yang terjebak dalam kekerasan untuk melarikan diri, tetapi permohonan itu jatuh di telinga tuli.

Libya telah diguncang oleh perebutan kekuasaan dengan kekerasan antara sejumlah kelompok bersenjata sejak penggulingan diktator Moamer Kadhafi yang didukung NATO pada tahun 2011. (T/Gun/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan

 

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Breaking News
Pendidikan dan IPTEK
Breaking News
Amerika