Bekasi, MINA – Innalillahi wa innalillahi roji’un, Direktur Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ), Munif Chatib dinyatakan wafat di Rumah Sakit Meilia, Kota Depok, Jawa barat pukul 19.17 WIB, Kamis (30/6/2022).
Narasumber program acara Bincang Pendidikan di Radio Silaturahim (Rasil) 720 AM itu dimakamkan di Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Yayasan Mohdar, Tapos, Kota Depok usai shalat Jumat (1/7/2022).
Kepergian Munif Chatib di usia ke 53 tahun meninggalkan duka mendalam bagi dunia pendidikan. Pasalnya, selama masa hidupnya, mendiang dinilai sangat berjasa dan berkontribusi penuh untuk pendidikan Indonesia melalui karya-karyanya, baik dari buku-buku, pemikiran, hingga pengajaran yang ia berikan.
Di area rumah duka di Jalan Masjid Silaturahim Residence 1 Jatikarya, Jatisampurna, Cibubur, Bekasi, terlihat karangan bunga dari berbagai lembaga dan instansi, antara lain dari PT. Manikam Edukasi Indonesia & Brain Capital Indonesia, Bank Syariah Indonesia, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan secara langsung juga menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Munif Chatib.
“Kita semua kehilangan, Indonesia kehilangan salah seorang motor pendidikan Indonesia,” ujar Anies saat ditemui di rumah duka yang berada di Jalan Masjid Silaturahim Residence 1 Jatikarya, Jatisampurna, Cibubur, Bekasi, Jumat (1/7) pukul 12.00 WIB.
Menurut Anies, Munif chatib adalah seorang pendidik yang mampu memandang dengan perspektif baru untuk memajukan pendidikan Indonesia.
Munif Chatib yang juga penulis buku-buku pendidikan populer, kata Anies, telah berhasil menuangkan pemikirannya yang terbuka ke dalam tulisan yang berguna untuk sekolah, guru, hingga orang tua.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
“Tulisannya mencerminkan pemikiran yang terbuka dan ia berhasil menerjemahkan pemikiran itu dalam buku, baik tentang sekolah, guru, dan orang tua. Insya Allah itu akan menjadi kiriman pahala untuk beliau,” kata Anies.
Anies Baswedan ditemani beberapa stafnya tiba di rumah duka sekitar pukul 11.30 WIB. Kemudian ia melaksanakan sholat Jumat di Masjid Silaturahim dan turut serta menyolati jenazah almarhum Munif Chatib di masjid tersebut.
Revolusi Pendidikan Indonesia
Presiden Direktur Penerbitan Buku Mizan Group, Haidar Bagir mengatakan sosok Munif Chatib telah memberikan revolusi dalam pendidikan di Indonesia melalui karya-karya yang ia tuangkan dalam buku-bukunya, seperti Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, dan lain-lain.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
“Saya bisa mengatakan bahwa beliau sudah melakukan semacam revolusi kecil dalam pendidikan kita dengan gagasannya tentang Sekolahnya Manusia, Gurunya manusia, itu sangat luar biasa. Saya kebetulan adalah pimpinan dari penerbit buku-buku beliau,” ujar Haidar saat ditemui di rumah duka, Jumat (1/7) pukul 09.30 WIB.
Haidar mengatakan, jasa-jasa sosok Munif Chatib sangat besar bagi pendidikan di negeri ini. Sebagai penulis buku-buku pendidikan, sangat berpengaruh terhadap kemajuan para guru yang mendidik anak-anak bangsa.
“Pasti itu akan menjadi amal jariyah beliau,” sambung Haidar.
Bagi Haidar, mendiang Munif adalah sosok yang ramah dan menyenangkan. Kesan tersebut bahkan bisa langsung terlihat saat pertama kali bertemu dengan almarhum.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
“Semua orang yang bertemu beliau, kesan yang langsung terbentuk ialah beliau orang yang sangat baik, sangat menyenangkan,” ujarnya.
Ia lalu mendoakan almarhum Munif Chatib agar mendapatkan limpahan rahmat dari Allah dan husnul khotimah. Haidar berharap para guru dan semua yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dapat meneladani dan meneruskan perjuangan Munif Chatib.
Buku pertamanya berjudul Sekolahnya Manusia rilis pada tahun 2009 dan dibedah bersama Bobbi De Porter, penulis buku Quantum Learning dan juga mentornya saat studi Distance Learning di Supercamp Oceanside.
Karya lainnya yang ia sumbangkan untuk pendidikan Indonesia adalah buku berjudul Orang tuanya Manusia (2012), Kelasnya Manusia (2013), #ParentLearn (2016), dan lain-lain.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Pandangan Munif tentang dunia pendidikan juga ia tuangkan dalam program Bincang Pendidikan yang tayang di kanal YouTube Rasil TV serta Radio Silaturahim 720 AM.
Teladan Pendidikan
Salah satu murid dari Munif Chatib yang saat ini menjadi Education Consultant at Millennia 21st Century Academy, Setiyo Iswoyo mengatakan sangat bersyukur telah berguru dengan almarhum yang memiliki pemahaman pendidikan dan agama yang mendalam.
“Bagi kami, Pak Munif adalah orang tua, guru, dan juga ustaz. Saya sering memanggil beliau dengan ustaz karena menurut saya, tidak hanya soal pendidikan, tapi pemahaman agama beliau juga mendalam,” ujar Setiyo saat dijumpai di rumah duka, Jumat (1/7) pukul 09.40 WIB.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
“Saya sangat bersyukur menjadi salah satu dari banyaknya orang yang menjadi murid beliau. Tidak kurang dari 10 tahun saya belajar langsung dari beliau, mulai dari nol. Kelembutan hatinya luar biasa, keramahannya luar biasa,” ujar Setiyo sembari menitikkan air mata.
Sementara itu, Direktur Radio Silaturahim 720 AM, Ichsan Thalib mengatakan sikap optimis dari sosok Munif Chatib harus dijadikan teladan bagi semua orang.
“Yang paling berkesan adalah optimismenya, pikiran ke depan, prosesnya, bukan hasilnya. Ini menjadikan kita semangat dalam hidup, ia tidak pernah menyampaikan kesusahannya, selalu tersenyum, kita insya Allah bisa meneladaninya,” ujar Ichsan.
Pelopor ‘Sekolahnya Manusia’
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Munif Chatib, lahir 5 Juli 1969 adalah praktisi pendidikan dan penulis buku-buku pendidikan populer.
Munif Chatib dengan berbagai karyanya yang selalu mengangkat tema “Memanusiakan Manusia” telah memberikan perubahan dalam pendidikan Indonesia.
Buku pertamanya berjudul “Sekolahnya Manusia rilis” pada tahun 2009 dan dibedah bersama Bobbi De Porter, penulis buku Quantum Learning dan juga mentornya saat studi Distance Learning di Supercamp Oceanside.
Supercamp Oceanside adalah sebuah lembaga pendidikan yang di pimpin oleh Bobbi De Porter di California, Amerika Serikat. Di lembaga tersebut, Munif Chatib tercatat sebagai alumni pertama (1998-1999) yang menduduki peringkat ke-5 dan satu-satunya lulusan dari Indonesia.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Tesisnya yang berjudul Islamic Quantum Learning menjadi salah satu referensi yang diminati di Supercamp. Tesis itu berisi kritik tentang penokohan fiktif yang dikembangkan oleh Bobbi De Porter.
Selain menulis buku Gurunya Manusia, Munif Chatib juga telah menerbitkan buku-buku pendidikan populer lain, di antaranya: Gurunya Manusia (2011), Sekolahnya Anak-anak Juara (Bersama Alamsyah Said, 2012), Orangtuanya Manusia (2012), Kelasnya Manusia (Bersama Irma Nurul Fatimah, 2013).
Pengalaman mengasuh putrinya yang tidak suka dengan pelajaran matematika dituangkan dalam sebuah novel pendidikan berjudul “Bella: Sekolah Tak Perlu Air Mata” (2015). Ketika putrinya menikah, Munif Chatib pun menghadiahinya dengan menulis buku “Menikah itu Ibadah” (2017).
Catatan-catatannya tentang pendidikan orang tua dan pola asuh anak diterbitkan dengan judul Parents Learn (2016). Semua buku tersebut diterbitkan oleh penerbit Kaifa, Bandung.
Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu
Pada 2002, Munif Chatib mendirikan dan sekaligus menjadi CEO Next Edu Indonesia, sebuah lembaga konsultan dan pelatihan pendidikan yang telah membantu pengembangan berbagai sekolah, mulai dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Wamena.
Lewat Next Edu Indonesia, Munif Chatib juga mengembangkan program perkuliahan bernama Guardian Angel, yakni sebuah perkuliahan tentang konsep ‘Sekolahnya Manusia’ yang digagasnya.
Nama Guardian Angel sendiri sebenarnya lahir dari sebuah kelakar yang dilontarkan Munif Chatib bahwa sekolah itu ternyata banyak “setan”-nya. “Setan” yang dimaksud adalah setan yang berwujud “virus-virus” negatif yang membuat sebuah sekolah susah berkembang, seperti malas, tidak disiplin, tidak mau belajar, tidak mau berubah, susah berinovasi, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itulah, sekolah butuh orang-orang yang bertindak sebagai malaikat penjaga (Guardian Angel) yang akan menyelamatkan sekolah dari “setan” tersebut. Perkuliahan Guardian Angel sendiri sudah melahirkan ratusan alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua.
Baca Juga: RSIA Indonesia di Gaza, Mimpi Maemuna Center yang Perlahan Terwujud
Para alumni tersebut terdiri dari: guru, kepala sekolah, pemilik sekolah, ketua yayasan sekolah, pengawas sekolah, akademisi pendidikan, pemerhati pendidikan, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Melalui Next Edu Indonesia pula, Munif Chatib mengembangkan alat riset bernama Multiple Intellegences Research (MIR), yakni sebuah alat riset yang digunakan untuk mengetahui kecerdasan dominan pada anak.
Sampai saat ini, Multiple Intellegences Research (MIR) sudah diterapkan di ratusan sekolah di Indonesia. Pemaparannya tentang konsep Multiple Intellegences Research (MIR) bisa dilihat dalam buku Semua Anak Bintang (2017), yang juga diterbitkan oleh penerbit Kaifa, Bandung (Mizan Group).
Pada 2013, Munif Chatib mendapatkan penghargaan sebagai Inspiring Educator dari Mizan Group.
Munif Chatib mendirikan sekolah model untuk menerapkan konsep ‘Sekolahnya Manusia’ yang digagasnya pada 2015.
Ia memberi nama School Of Human untuk sekolah model yang bergerak di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut.
Juga model Islamic Boarding School yaitu Insan Mandiri Cibubur Islamic Boarding School pada jenjang SMP dan SMA. Di sekolah yang terletak di Cibubur tersebut ia menjabat sebagai Direktur sekolah tersebut di bawah Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) hingga saat ini.
Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSJ) merupakan yayasan yang menaungi Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri Cibubur, terdiri atas tiga unit yaitu SD IT, SMP IT dan SMA IT dengan sistem pembelajaran SD full day sedangkan SMP dan SMA berasrama.
Memiliki kurikulum yang berbeda dari sekolah lain yaitu dengan Project Based Qur’an (Model Pembelajaran Berbasis Al-Quran) yang proses belajar dan mengajarnya menarik.
Selain itu, Munif Chatib menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia sebagai pembicara di acara konferensi National Geographic Learning kedua di Bali pada 26-27 Oktober 2019.
Dalam konferensi internasional yang dihadiri oleh lebih dari 40 negara itu, ia menyampaikan tentang konsep ‘Sekolah Manusia’ gagasannya.
Munif Chatib selalu menuturkan bahwa Sekolah Manusia sesunggunya memang sudah menjadi harapan dari berbagai kalangan praktisi pendidikan sehingga sudah selayakanya untuk senantiasa memanusiakan manusia dari setiap keunikannya.
Setelah presentasi tentang Sekolah Manusia, ia satu-satunya pembicara yang mendapatkan standing applause dari para peserta.
Ia selalu mengatakan, setiap anak atau siswa adalah bintang dan masterpiece dalam bidangnya masing-masing.
Para pelayat termasuk di antaranya wali murid dari Sekolah Insan Mandiri Cibubur mengatakan mereka bersaksi bahwa Munif Chatib adalah orang yang baik.
Selamat jalan Bapak Munif Chatib, Pelopor Pendidikan ‘Sekolahnya Manusia.’ Semoga amal dan jerih payahmu diterima di Sisi Allah Subhanahau Wa Ta’ala.(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)