Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senyum dan Canda Nabi SAW

Bahron Ansori - Selasa, 3 Oktober 2017 - 04:46 WIB

Selasa, 3 Oktober 2017 - 04:46 WIB

1081 Views

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINAnabi-saw-logo.jpg" alt="" width="290" height="174" />

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa. Dalam hal-hal ringan seperti senyum dan tertawa pun ada etika yang telah diajarkan Rasulullah SAW kepada kita. Di antaranya :

Selalu Berkata Benar Dalam Canda

 Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu menceritakan : “Para sahabat bertanya kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Rasulullah menjawab : “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Ahmad, sanadnya shohih).

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Tidak Tertawa Terbahak-Bahak

 ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha : “Belum pernah aku melihat Rasulullah saw tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. Namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Dari Abdullah bin Harits bin Jaz’in, ia berkata, “Tidaklah Rasulullah saw tertawa kecuali hanya berupa senyuman.” (HR. Tirmidzi)

Selalu Tersenyum

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Qutaibah menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi’ah menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Al-Mughirah, dari Abdullah bin Al-Harits bin Jaz’u, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah saw.” (HR. Tirmidzi)

Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘anhu mengungkapkan : “Sejak aku masuk Islam, setiap kali Rasulullah berpapasan denganku atau melihatku, beliau pasti tersenyum.” (HR. Al-Bukhori).

Dari Sammak bin Harb, dia berkata, “Aku pernah bertanya banyak hal kepada Jabir bin Samurah, dia berkata, Mereka pernah berbincang-bincang, membicarakan satu urusan semasa jahiliyah. Lalu merekapun tertawa, sedangkan Rasulullah hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim)

 Tidak Menakut-Nakuti Saudara

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Dari Abdurrahman bin abu laila, ia berkata, “Sahabat-sahabat Nabi saw menceritakan padaku ketika mereka sedang berjalan di waktu malam bersama Rasulullah, seorang di antara mereka tertidur. Lalu seorang temannya beranjak dengan membawa tali kemudian menariknya sehingga orang yang tidur itu terkejut. Melihat hal itu, Nabi saw bersabda, ‘Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya’.” (HR. Abu Dawud).

Tidak Bercanda Dengan Mengganggu Saudara

Dari Yazid, bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian mengambil perhiasan saudaranya, baik bercanda atau sungguh-sungguh.” Dalam satu riwayat, “.. Bercanda atau sungguh-sungguh. Barangsiapa yang mengambil tongkat saudaranya, hendaknya mengembalikannya.” (HR. Tirmidzi).

Masih banyak lagi riwayat-riwayat yang menceritakan etika Rasulullah saw dalam bercanda dan tersenyum. Tugas kita adalah meneladaninya dan memetik hikmah dari perilaku Rasulullah saw sesuai kemampuan kita. (RS03/P1)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khutbah Jumat
Indonesia
Kolom