London, MINA – Serangan udara dan tembakan artileri mematikan yang berlanjut dilancarkan militer Pemerintah Suriah, hari Selasa (20/2) di Ghouta Timur, pinggiran Damaskus, membunuh lebih dari 100 orang.
Lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan, angka kematian itu membuat sekitar 250 warga sipil telah tewas selama 48 jam terakhir di wilayah kantong terblokade tersebut.
Itu adalah korban tewas tertinggi dalam dua hari sejak sebuah serangan kimia terjadi di tahun 2013 di daerah tersebut, yang menewaskan ratusan orang.
SOHR yang berbasis di Inggris mengatakan, 106 orang tewas akibat pengeboman hari Selasa.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
“Dari kemarin sampai saat ini, kami telah menyaksikan semua jenis tembakan di lingkungan kami,” kata Syams, ibu dua anak, kepada Al Jazeera dari Ghouta Timur.
“Pesawat tempur belum berhenti menembak di atas kota. Ketika tembakan (udara) berhenti sementara, mereka mulai menembakkan rudal kepada kami,” katanya.
Serangan udara dan tembakan artileri tanpa henti yang dilepaskan oleh pasukan pemerintah Suriah telah membuat penduduk di pinggiran kota Damaskus itu dalam keadaan panik.
Ghouta Timur yang terkepung oleh blokade pasukan pemerintah Suriah menampung sekitar 400.000 orang. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Mi’raj News Agency (MINA)