Jakarta, MINA – Salah satu sesepuh ulama Betawi KH Cholil Ridwan mengatakan kondisi umat Islam tergantung kepada usahanya sendiri dalam memperbaiki diri.
Cholil mengutip surat Ar-Ra’d: 11 ayat yang artinya sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
Dia mengatakan, Allah juga tidak akan merubah keadaan Indonesia jika bukan umat Islam sendiri yang bertekad mengubanhya. Demikian yang diberitakan MINA
Kiyai Cholil menjelaskan, dulu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengubah keadaan umat Islam, beliau memulainya dengan hijrah. Hijrah adalah titik awal terjadinya perubahan.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Begitu juga di zaman ini, beliau mengajak umat Islam untuk kembali berhijrah. Bukan hijrah fidik tapi hihrah maknawi.
Hijrah yang beliau maksudkan adalah beralih dari belanja di toko-toko kapitalis menuju toko-toko kaum muslimin. Hijrah dari sekolah non muslim ke sekolah Islam dan pesantren.
Hijrah politik dari partai politik pendukung Perppu Ormas. Hijrah dari memilih pemimpin non muslim kepada pemimpin yang diusung oleh partai-partai pendukung penista agama. [ibw]
Pimpinan DPR Ikut Semangati Reuni Akbar.
Sementara itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengatakan umat Islam adalah umat yang kuat, karenanya jangan gentar dengan musuh, sebagaimana surat An-Nisa ayat 76
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Dalam ayat ini, Allah menyampaikan informasi yang sangat berharga, bahwa tipu daya bala tentara syaithan itu lemah dan teramat rapuh,” kata Rizieq.
Habib Rizieq melanjutkan, sebesar apapun, sekaya apapun, sehebat apaun senjata mereka, tetap saja itu semua adalah rapuh.
Imam Besar FPI yang saat ini masih bermukim di Saudi Arabia ini juga berpesan bahwa Islam adalah agama yang paling mulia. Maka dari itu, umat Islam tidak perlu merasa lemah.
“Aksi Bela Islam bukan sekedar pembelaan dari penistan Al Qur’an, tapi juga hingga Al Qur’an tegak di negeri ini. Ayat suci harus berada di atas ayat konstitusi,” pungkasnya.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Reuni untuk Rawat Persatuan
Mantan Ketua BAZNAS KH Didin Hafiduddin memberikan taujih (arahan) di hadapan lautan peserta reuni reuni 212 terlaksana atas dasar keimanan.
“Mereka yang mencemoohkan Reuni 212 tidak akan merasakan keindahan nikmat ini. Ini hanya bisa dirasakan orang beriman”, ungkap beliau.
Beliau mengajak para peserta untuk mensyukuri dan merawat persatuan ini. Beliau berharap persatuan ini akan melahirkan pemimpin yang baru untuk umat dan bangsa.
“Tidak ada yang mengalahkan kesatuan hati. In syaa Allah akan hadir gubernur yang suka berjamaah di tahun 2018,” ungkap beliau.
Kiyai Didin menyampaikan kekuatan umat ada pada keberjamaahan.
“Kalau umat sudah sholat subuh berjamaah, akan berjamaah dalam ekonomi, dll. Bukan ekonomi kapitalistik, kuatkan sistem ekonomi syariah. Beli hanya dari orang-orang muslim. Saya yakin akan lahir dari alumni 212 kekuatan-kekuatan yang mampu memperbaiki NKRI,” pungkas beliau. (R/P3.RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa