Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menggelar sosialisasi kepada organisasi mahasiswa terkait Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Bangsa dalam Kegiatan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir mengatakan bahwa sejumlah organisasi mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus seperti dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan lain-lain yang siap membantu untuk mensosialisasikan Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2018.
“Oleh karena itu, anak-anak kita yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus, kita satukan dalam kampus secara bersama-sama membangun Indonesia secara kuat melalui empat pilar kebangsaan,” katanya di di Gedung Kemristekdikti, Jakarta Pusat, Selasa (5/2).
Nasir mengatakan, setiap kampus serta organisasi harus mengedepankan empat unsur konsensus berbangsa dan bernegara diantaranya adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi
Selain itu, Peneliti Senior Pusat Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Siti Zuhro mengatakan ada sesuatu yang salah dalam negara Indonesia, sehingga konsensus berbangsa dan bernegara menjadi longgar disebabkan karena pemahaman yang detail dan pengaplikasiaan yang sangat minim terhadap konsensus tersebut.
Ia menjelaskan, yang diinginkan mahasiswa adalah teladan dari kampus, parah tokoh-tokoh, para elit dan lain sebagainya sehingga genaresi bangsa ini menjadi terbaik di dunia.
“Tapi kita butuh teladan sebanyak-banyaknya baik dari kampus maupun para tokoh-tokoh kita, para elit kita, mulai dari tutur kata sampai prilaku dan tindakannya, komitmen konstitusi itu yang kita tanamkan,” kata Siti.
“Tentang idelogi Pancasila memang bukan hanya untuk dikatakan saja, tapi dihayati dan dijiwai oleh kita semua, dilaksanakan dengan penuh komitmen,” lanjutnya.
Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel
Ia menegaskan bahwa kita harus mempunyai komitmen yang tinggi jangan hanya berbicara tinggi tapi tidak ada bukti hanya kata-kata kosong. (L/Haf/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICMI Resmikan Program Desa Cendikia dan Masjid Siti Aminah Hadiwardoyo