Bintan, Kepulauan Riau, 7 Sya’ban 1437/14 Mei 2016 (MINA) – Haji Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Masyhur (KBDM) meluncurkan koin Dirham atas namanya untuk cetakan 1437 Hijriyyah, di Pasar Sultan, Kompleks Masjid Baiturrahman, Jl. Sei Jang, Tanjung Pinang, Bintan, Kepulauan Riau pada Sabtu (14/3).
Acara tersebut dihadiri oleh para tetamu Bupati Kepri, sekitar 50 orang. Juga utusan dari Kedatuan Luwu, Bone, Sulawesi, juga dihadiri oleh delegasi Muslim dari Malaysia dan Singapura, yaitu Hadir Amir Umar Azmon dari Kuala Lumpur dan Amir Muhammad Danish dari Singapura.
Sultan Huzrin Hood mengaku telah mengenal lebih jauh tentang mata uang dinar dirham sejak 2001 lalu setelah bertemu beberapa tokoh Islam di Malaysia dan Singapura, saat itu ia menjabat sebagai Bupati Kepulauan Riau.
Mata uang Dinar Dirham mulai diberlakukan di Kepulauan Riau pada 2007 setelah Sultan Huzrin Hood diangkat sebagai pemangku adat di Bintan. Pada Tahun 2013, KBDM mulai meresmikan Pasar Sultan merupakan pasar yang berbasis mengikuti As-Sunnah. Di pasar itu tak ada pungutan sewa, pajak dan sejenisnya. Siapa saja diperbolehkan berdagang di sana dan tak diperkenankan mengkapling-kapling tempat.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
“Karena pasar yang sesuai Islam itulah yang jadi rujukan. Selain itu, Dirham dan Dinar diprioritaskan menjadi alat tukar utama di pasar itu. Saat pertama kali Pasar Sultan diresmikan (2013), kami telah mencetak 2.000 Dirham,” ujar Sultan Huzrin Hood kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kepri Centre, Kantor Forum Silaturahmi Keraton Nusantara, Sabtu.
Sultan Huzrin Hood yang juga sebagai salah satu ketua para Raja dan Sultan seluruh Nusantara itu menjelaskan bahwa koin dirham yang baru diluncurkan ini adalah seri cetakan kedua Dirham KBDM. Tidak ada yang berubah, tentu saja, dalam hal standar Dirham. Tetap berkadar 99.95% dengan berat 2.975 gr.
Perubahannya ada dua hal pada corak koin. Pertama, pergantian tahun pencetakan, yakni dari 1435 H menjadi 1437 H. Kedua, dalam koin KBDM terbitan 1437 H, tidak lagi mencantumkan “World Islamic Mint”, karena pencetakan koin KBDM telah dilakukan secara lebih mandiri.
Meskipun demikian, sebagai koin perak yang berstandar syar’i, koin Dirham KBDM tetap berlaku umum dan diterima di seluruh dunia dengan dasar suka rela.
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
“Ini adalah fase kedua (percetakan dirham KBDM) sejumlah 2.000 dirham. Kami mengisytiharkan (meluncurkan) Gerakan Sejuta Dirham supaya seluruh dunia, khususnya Indonesia memotori untuk menggerakan dinar dirham ini menjadi mata uang Islam, sehingga kita akan bebas dari riba dan terlepas dari system kapitalis yang merongrong perekonomian kita selama ini,” tegasnya.
Perlu diketahui selain Kesultanan Bintan Kepri, di Indonesia, percetakan dan penggunaan dinar dirham ini juga telah dicanangkan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Cirebon.
Pencetakan dan peredaran Koin KBDM seri 1437H ini menandai kemajuan dan keberlanjutan yang dicapai dalam upaya umat Islam untuk menegakkan syariat muamalah dan kembalinya amar Islam, di bawah duli para sultan.
Langkah-langkah Sultan Huzrin Hood telah menjadi inspirasi dan contoh bagi kesultanan-kesultanan lain di Nusantara.
Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi
Bersamaan dengan peluncuran Dirham baru ini Sultan Huzrin Hood juga mencanangkan “Gerakan 1 Juta Dirham untuk Muamalah dan Sedekah”. Pada esoknya, Ahad 15 Mei 2016, dilanjutkan dengan penanaman pohon di arena Wakaf Pesantren Muamalah Tembeling. (L/R05/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045