Kairo, 28 Muharram 1435/2 Desember 2013 (MINA) – Seorang pejabat tinggi Kementerian Keuangan Mesir mengatakan pada Ahad (1/12), bahwa Saudi Arabia dalam beberapa hari menyiapkan paket bantuan keuangan untuk Mesir senilai 5 miliar dolar AS (sekitar 5,95 triliun rupiah, kurs 11.950).
Pejabat yang tidak disebut namanya itu mengatakan, negosiasi antara Kairo dan Riyadh atas paket hibah, berlangsung selama satu bulan melalui deposit produk minyak bumi di Bank Sentral Mesir, Anadolu Agency melaporkan, yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Pejabat itu menambahkan, paket bantuan menyertakan pula 1 miliar dolar dalam bentuk hibah yang tidak perlu dikembalikan.
“Rencananya paket bantuan untuk memulihkan sektor perekonomian, khususnya konstruksi, pariwisata dan investasi,” kata sumber itu.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dia menambahkan, bantuan juga untuk mengurangi pengangguran, serta membantu defisit anggaran turun hingga menjadi 10 persen selama tahun fiskal ini, dari 14 persen pada tahun lalu.
Arab Saudi menawarkan bantuan ke Mesir menyusul penggulingan presiden terpilih Muhammad Mursi oleh militer.
Sebelumnya, pada akhir Oktober lalu, Mesir mendapat jaminan 2,9 milyar dolar bantuan tambahan dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendanai proyek-proyek pembangunan, seperti dilaporkan Bloomberg Businessweek.
UEA memberikan paket bantuan 4,9 milyar dolar untuk membantu pulihnya perekonomian Mesir. Jumlah ini sudah termasuk hibah 1 milyar dolar untuk bank sentral yang ditransfer pada bulan Juli dan sekitar 1 miliar dolar telah digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar dan hidrokarbon Mesir.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Rencananya, Mesir menggunakan bantuan tersebut untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan menghidupkan kembali ekonomi yang terpuruk dalam perlambatan terburuk selama dua dekade sejak revolusi 2011 menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Bank Sentral Mesir telah menerima 7 miliar dolar bantuan dari UEA, Arab Saudi dan Kuwait untuk meningkatkan cadangan devisa, setelah militer menggulingkan kekuasaan Mursi. Dana tersebut membantu keuangan Mesir pulih dan menurunkan biaya pinjaman dalam negeri pemerintah.
Bantuan negara-negara Teluk menyebabkan Mesir menangguhkan upaya mencari pinjaman IMF senilai 4,8 milyar dolar guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memotong salah satu defisit anggaran tertinggi di Timur Tengah. (T/P09/R2/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon