Istanbul, MINA – Menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan oleh surat kabar pro-pemerintah Yeni Şafak, 73,3% warga Turki setuju mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Hanya 22,4% menjawab “Tidak”, sementara 4,3% tidak menyatakan pendapat.
Survei “Arenda” ini dilakukan antara 2-5 Juni 2020, setelah Peringatan 567 tahun Pembebasan Konstantinopel (kemudan menjadi Istanbul) dan pembacaan Al-Quran di Hagia Sophia, dengan melibatkan 2.414 orang.
Sejumlah 68,2% dari peserta menyukai pembacaan Al-Quran di Hagia Sophia dan ingin mengulanginya di tahun-tahun berikutnya pada hari yang sama.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Hagia Sophia bukan masalah hubungan internasional, tetapi masalah kedaulatan nasional.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Namun, karena Hagia Sophia adalah situs UNESCO, Turki akan memerlukan persetujuan dari organisasi yang berbasis di Paris itu jika ingin menghindari kecaman dan hukuman internasional yang dapat mencakup metode seperti sanksi.
Hagia Sophia adalah bekas katedral patriarki Kristen Ortodoks Yunani, yang kemudian menjadi masjid Ottoman dan sekarang menjadi museum, merupakan salah satu museum yang paling banyak dikunjungi di dunia dan permata sejarah arsitektur.
Bulan lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan niatnya untuk memulihkan status masjid Hagia Sophia, dan baru-baru ini mengizinkan pembacaan Quran khusus di sana.
Banyak kalangan menentang rencana ini termasuk sejumlah gereja dan negara tetangga Yunani. (T/R7/RS2)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)