Sya’ban Bekal Hadapi Bulan Suci Ramadhan

Oleh: Insaf Muarif Gunawan, Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) AL-Fatah Bogor dan Reporter MINA

Tidak ada satu detik terlewat dari waktu kita, kecuali  kita rasakan nikmat dan kasih sayang Allah terus-menerus mengalir dalam setiap langkah kehidupan kita. Setiap saat, nikmat-nikmat itu semakin bertambah, nikmat yang satu senantiasa disusul dengan nikmat lainnya, tanpa bisa kita hitung jumlahnya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 18:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (An-Nahl/16: 18).

Salah satu tanda bahwa Allah memberikan rahmat kepada hamba-Nya adalah ia diberi kesempatan berada di waktu-waktu yang mustajab, di hari yang mulia dan di bulan istimewa. Dengan waktu, hari dan bulan yang baik itu seseorang atau seorang hamba mampu memperggunakannya untuk ketaatan, memanfaatkannya untuk beribadah dan mempersembahkan amalnya yang terbaik untuk Allah. Terutama sekali adalah waktu yang sebentar lagi akan tiba, bulan suci Ramadhan.

Ramadhan sudah tinggal menghitung hari lagi saat ini ibaratnya kita sedang berada di depan pintu gerbang, bulan yang mulia dan istimewa. Sungguh beruntung orang-orang yang merasa senang, merasa Rindu dengan hadirnya bulan suci Ramadhan, bulan istimewa tersebut. Di antara tanda seseorang senang dan rindu adalah iya mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan yang dirinduinya.

Bentuk kesenangan dan kerinduan itu diekspresikan dalam bentuk persiapan fisik dan mental, persiapan fisik yang prima, menjaga kesehatan, menghiasi diri dan rumah. Semuanya itu diperuntukkan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Para pakar Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa jika kita gagal membuat rencana, maka itu sama saja kita dengan merencanakan kegagalan. Kalau ini diterapkan dalam konteks persiapan Ramadhan, maka barangsiapa tidak mempersiapkan diri secara maksimal untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan nanti, besar kemungkinan dia akan gagal untuk mendapatkan fadilah (keutamaan) bulan suci Ramadhan.

Dengan kata lain, barang siapa yang mempersiapkan diri, mental spiritual dengan baik, mempersiapkan ilmu untuk menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan. Maka besar kemungkinan mereka akan mendapatkan fadhilah, rahmat dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sungguh beruntung orang yang keluar dari bulan Ramadhan ia mendapatkan fadhilah dan rahmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala, mendapatkan ampunan dan jaminan pembebasan dari siksa api neraka. Akan tetapi, sungguh celaka orang yang keluar dari Ramadhan, tetapi tidak dia tidak mendapatkan ampunan Allah, Ia tidak mendapatkan rahmat Allah dan ia masih saja berlumuran dengan dosa-dosa dan maksiat.

Maka persiapan kita hari ini sangat menentukan kita nanti dalam beribadah di bulan suci Ramadhan.

Lantas Persiapan apa saja yang bisa kita lakukan menjelang di akhir-akhir bulan Sya’ban ini dan sebentar lagi kita akan menghadapi bulan Ramadhan. Saya akan sampaikan tiga saja di antara persiapan-persiapan menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Kalau persiapan fisik, materi, bapak-bapak insya Allah lebih mengetahui sendiri keadaan masing-masing.

Persiapan ilmu

Ilmu sangat penting untuk menjadi penopang terlaksananya menjadi sebuah ibadah dalam hal ini adalah ibadah bulan Ramadan kita bisa melaksanakan dengan baik dan benar, kalau kita punya ilmu. Oleh karena itu para ulama sering sekali mengingatkan mengutip dari hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. “Barangsiapa yang beramal tanpa ilmu maka amalnya akan sia-sia, amalnya akan bertolak.”

Maka dari itu banyak dan semakin luas ilmu yang kita miliki tentang Ramadhan maka akan semakin berkualitas amal kita. Akan tetapi kalau kita minim ilmu bisa jadi ibadah kita hanya saja kadarnya sebisanya dan sesempatnya. Pelajarilah ilmu fiqih, terutama fiqih puasa karena ilmu fiqih ini adalah ilmu yang terus berkembang sesuai keadaan zaman. Kita bisa membaca buku dari ulama-ulama Salaf maupun kontemporer.

Bagaimana contoh misalnya, masalah vaksinasi saat puasa, bagaimana hukumnya?. Ini adalah masalah-masalah kontemporer. Kemudian apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran di saat pandemi ini dan apa yang harus kita hindari, ini juga merupakan ilmu yang penting kita pelajari.

Di samping juga, salat tarawih berjamaah di masjid di tengah pandemi , salat memakai masker dan lain sebagainya. Itu semua ilmu fiqih yang perlu kita ketahui agar kita tidak salah dalam beramal, karena ilmulah yang mendasari amal ibadah kita.

Bulannya Para Pembaca Al-Quran

Selanjutnya bulan Sya’ban ini disebut dengan bulan Syahrul Qura, bulan para pembaca Al-Quran, kalau bulan Ramadhan disebut Syahrul Quran, kalau Sya’ban Syahrul Qura bulannya para pembaca Al-Quran.

Dalam satu riwayat kitab Hilyatul Auliya diterangkan “Ada seorang yang hidup pada zaman Sufyan As-Tsauri, beliau adalah gurunya Imam Syafi’i. Orang itu bernama Amr Bin Qois. Ia setiap bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan menutup tokonya, karena dia adalah seorang pedagang, ia buka lagi di bulan Syawal. Kenapa dia tutup tokonya? karena dia ingin khusu’ membaca Al-Quran dengan seksama mempelajari dan merenungkan isi Al-Quran. Maka di akhir hayatnya ketika dia  meninggal, jutaan malaikat menshalatkannya.

Ini adalah keutamaan dari bulan Sya’ban sebagai sarana untuk mempersiapkan diri, menghadapi bulan Ramadhan. Maka dalam hal Al-Quran ini, kita juga perlu mempersiapkan diri kita, untuk bisa lebih belajar terus. Bagi yang belum bisa membaca Al-Quran belajar baca Al-Quran. Bagi yang sudah bisa membaca Al-Quran akan tetapi belum tahu artinya, maka usahakan beli Al-Quran terjemahan kalau perlu Al-Quran perkata. Hadiri dan cari majelis majelis taklim yang mengkaji Al-Quran. InsyaAllah ilmu kita akan bertambah.

Apalagi pada saat ini tidak ada alasan kalau kita tidak bisa membaca Al-Quran, karena semuanya sudah sangat dimudahkan dengan seiringnya perkembangan teknologi, apapun yang kita inginkan tinggal download dari langit.  Apapun bahan bacaan yang kita cari pasti akan muncul semuanya.

Maka artinya penting kita harus mengkaji Al-Quran sebaik-baik mungkin karena ini adalah sebagai bentuk mempersiapkan datangnya bulan suci Ramadhan. Jangan sampai kita membaca Al-Quran tetapi tidak mengetahui maknanya. Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang salah memahami Al-Quran,  kalau sudah salah paham, maka kesimpulan dan tindakan yang dilakukan akan salah. Inilah yang menyebabkan beberapa fenomena yang terjadi, seperti aksi bom bunuh diri, karena dia gagal memahami Al-Quran seutuhnya, padahal itu dilarang oleh Islam.  Semngatnya jihad,  tapi ia gagal memahami memahami dan menyimpulkan apa dan bagaimana jidah yang benar.

Oleh karena itu di bulan Ramadhan ini mari kita pelajari Al-Quran lagi, di bulan Sya’ban kita persiapkan diri kita dengan baik untuk menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan dengan kita intim dengan Al-Quran, mesra dengan Al-Quran.

Program Keluarga

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah bulan Ramadhan nanti adalah bulan keluarga. Maka buatlah program-program untuk keluarga kita, buatlah hubungan antara suami dengan istri, orang tua dengan anak, menantu dengan mertua menjadi lebih harmonis, Buatlah program-program itu yang bisa menghangatkan suasana keluarga, mengharmoniskan suasana keluarga.

Mungkin buka bersama, salat tarawih bersama dan lain sebagainya yang tujuannya adalah untuk mengharmoniskan kehidupan keluarga kita. Kalau kita bisa salat berjamaah dengan keluarga, maka lakukanlah, kalau kita bisa salat tarawih berjamaah dengan keluarga itu lebih bagus. Karena bulan Ramadhan adalah bulan keluarga.

Akhirnya marilah kita semua berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar umur kita sampai di bulan Ramadhan kita bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin, mempersiapkan ilmu seluas mungkin, dan ketika kita menghadapi Ramadan dengan berbekal ilmu, mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memudahkan kita semua untuk menggapai ampunan dan rahmat Allah di bulan Ramadhan nanti. Amin amin ya robbal alamin. (A/R8/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)