Bandung, 15 Ramadhan 1437/20 Juni 2016 (MINA) – Syaikh Gaza Dr Ismail Jamal Abu Saada menyerukan perjuangan pembelaan Masjid Al-Aqsha dan Palestina di SMA Alfa Centauri (Alcen) Bandung, Jawa Barat, Senin (20/6/2016).
“Ini merupakan pertemuan yang istimewa, di mana saya dapat bertemu dengan para pemuda dari kalangan pelajar. Dulu shahabat-shabat Rasul mayoritas adalah anak-anak muda, yang banyak mengisi perjuangan bersama Rasulullah,” ujar Syaikh Abu Saada.
Menurutnya, para pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Sebab itu di tangan merekalah yang akan mengambil peran paling depan.
“Apalagi dalam perjuangan Islam, ditentukan kesungguhan kita sebagai pemuda saat ini dan kontribusinya dalam bagian-bagian perjuangan sesuai dengan bidang, minat dan kemampuan kalian,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Ia menceritakan, bagaimana semangat juang kaum muda, ketika pada satu peristiwa penting dua anak muda datang menghadap Abdurrahman bin Auf, dalam suatu pertempuran melawan kafir Quraisy.
Dua orang pemuda itu adalah Muadz bin Amr Aljamuh dan Muawwiz bin Afra. Mereka bertanya, “Di manakah posisi Abu Jahal (tokoh pimpinan kafir Quraisy)?” Kami dengar dia menganiaya dan menghina Nabi”.
Lalu ditunjukanlah kepada keduanya ciri-ciri dan posisi Abu Jahal. Lalu kedua pemuda yang masih belasan tahun itupun dalam waktu bersamaan maju bersama menyerang Abu Jahal. Hingga Abu Jahal pun terputus kakinya, sementara Muawwiz gugur oleh pengawal Abu Jahal, dan Muawwiz terluka di tangannya. Sampai kemudian datangah shabat muda lainnya Abdullah bin Mas’ud yang berhasil menikam Abu Jahal hingga tewas.
“Itu para pemuda Muslim. kalian juga bisa bayangkan ada Usamah bin Zaid, seusia kalian yang diangkat menjadi panglima perang,” imbuhnya.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Demikian juga, paparnya, anak-anak muda di Jalur Gaza, Palestina sana. Mereka mempunyai peran besar dalam perjuangan pembebasan Palestina. Mereka sebenarnya telah berhasil membunuh banyak tentara zionis.
Musuh-musuh Islam tahu bahwa pemuda Muslim adalah bahaya bagi mereka. Demikian juga dengan zionis Israel tahu itu, sehingga para pemuda dilarang berkunjung ke Masjid Al-Aqsa, tambahnya.
“Sebab apabila semangat juang para pemuda dibiarkan tumbuh, maka kekuatan mereka akan bisa mengalahkan zionis Israil,” tegasnya.
Semangat juang para pemuda di Palestina tumbuh sejak dini ditanamkan kecintaan terhadap Masjid Al-Aqsha dan disampaikan apa-apa yang tengah terjadi terhadap kiblat pertama itu, masjid yang diberkahi, tempat isra, tempat yang mulia dalam Islam, urainya.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Di antara karakter yang dapat ditanamkan orang tua terhadap anak-anak muda adalah cinta terhadap Al-Aqsha, tekun dalam pelajaran, semangat beribadah untuk memperkuat jiwanya, serta cinta patuh dan taat kepada orang tua. Itu juga yang menjadi sebab ridha Allah,” katanya.
Syaikh Abu Saada memberikan contoh di antara sekian banyak pemuda Palestina adalah pemuda bernama Maslama Al-Harab. Suatu saat dia melakukan amaliyah syahid di kamp pasukan Israel yang di dalamnya ada ahli nuklir Israel dan tentara-tentara Israel. Semuanya terbunuh.
Penghafal Al-Quran
Syaikh Dr Ismail Jamal Abu Saada dalam kunjungan ke SMA Alfa Centauri juga mengatakan bahwa para pemuda pejuang Palestina adalah para penghafal Al-Quran.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
“Semua tentara Gaza disyaratkan hafal Al-Quran untuk berdiri di barisan terdepan,” ujar Syaikh Abu Saadah.
Menurutnya, di kamp-kamp di Jalur Gaza, menghasilkan puluhan ribu penghafal Al-Quran tiap tahunnya.
Di antara mereka ada yang kemudian meneruskan pendidikannya di Jepang sebagai siswa terbaik.
Ada lagi pemuda yang bernama Muhidin Al-Qashah, yang walaupun tidak sekolah, tapi mampu menciptakan kursi untuk orang-orang cacat agar dapat menggerakan anggota tubuhnya.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
Ada juga pelajar SMA yang pernah melakukan suatu pelatihan dan ternyata meraih prestasi terbaik. Padahal peserta lainya adalah para sarjana.
“Kami sampaikan ini, dengan melihat perjuangan pemuda palestina tersebut, sebenarnya bukan saja kewajiban mereka, tapi kewajiban kita semua untuk memperjuangkan Palestian dan Masjid Al-Aqsha,” ujarnya menegaskan.
Caranya, katanya lagi, adalah dengan menjaga api jihad saudara-saudara di Palestina agar tetap menyala. Itu antara lain dengan mendermakan sedikit dari uang kita, seperti disebutkan dalam hadits Maimunah, yang pernah dipesankan oleh Rasululla untuk datang dan shalat di Masjid Al-Aqsha.
“Namun jika tidak bisa, maka ikut menjaga agar api di sana tetap menyala, yakni dengan doa setiap saat, mempelajari palestian dan Al-Aqsha,” imbuhnya.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Pada kesempatan usai tausiyah di SMA Alfa Centauri tersebut, terkumpul dana dari siswa Rp.5.659.200,- untuk perjuangan Palestina.
Syaikh Abu Saada mengadakan kunjungan Safari Ramadhan ke Indonesia dalam koordinasi Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat.
Sebelumnya, Syaikh Abu Saada mengadakan sosialisasi perjuangan Al-Aqsha dan Palestina di Lampung dan Jabotabek. (L/Mnf/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah