Yerusalem, MINA – Syekh Ikrima Sabri, Imam Besar Masjid Al Aqsa pada Jumat (24/1) berhasil memasuki Masjid Al-Aqsa, meskipun ada larangan dari Israel sebelumnya. Ia didampingi oleh banyak pengacara dan aktivis Palestina.
Pada Kamis (23/1), Ikrima memperingatkan penargetan Israel dari apa yang ia sebut sebagai “simbol agama” di kota yang diduduki itu, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakannya, Ikrima mengatakan “pendudukan Israel merusak kebebasan berekspresi kita dengan mengatakan bahwa kita memicu hasutan melawan pendudukan.”
“Ketika kami mengatakan bahwa gerbang Al-Rahma adalah bagian integral dari Masjid Al-Aqsa, mereka [Israel] menganggapnya sebagai penghasutan,” katanya.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
“Saya memberi tahu mereka [Israel] selama penyelidikan bahwa posisi kami jelas, kami akan terus mempertahankan hak kami di Al-Aqsa,” tegasnya.
Tokoh politik dan agama dari Yerusalem berkumpul pada Kamis (23/1) untuk mendukung Sabri, yang dilarang oleh Israel untuk shalat di Masjid Al-Aqsa.
Pada Ahad (19/1), polisi Israel menyerbu rumah Sheikh Ikrima, dan menyerahkan surat panggilan kepadanya untuk diinterogasi.
Polisi kemudian mengeluarkan perintah untuk mendeportasinya dari Masjid Al-Aqsa selama sepekan, yang dapat diperpanjang.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Para pengamat mengatakan tuduhan Israel terhadap Sabri bermotivasi politik untuk mengekang aktivisme pria itu yang bertujuan “mengungkap pelanggaran Israel” di kota itu.
Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Masjid Al-Aqsa berada, selama perang Timur Tengah 1967.
Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota negara “abadi dan tidak terbagi” yang diproklamirkan oleh negara Yahudi.
Yerusalem merupakan tempat suci bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, ia adalah rumah bagi Masjid Al-Aqsa, yang bagi umat Islam mewakili situs paling suci ketiga di dunia.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai “Gunung Kuil,” mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno. Kompleks ini juga mencakup Gereja Makam Suci, salah satu situs Kristen paling suci di dunia. (T/R7/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina