Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan Setelah Pilkada Jakarta

Widi Kusnadi - Kamis, 20 April 2017 - 23:16 WIB

Kamis, 20 April 2017 - 23:16 WIB

308 Views

Oleh: Shafril Lubis, Pengamat Sosial

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta telah terselenggara dengan aman dan damai dan yang terpilih (versi berbagai hasil quick count) adalah Gubernur/Wakil Gubernur Muslim. Dari prosesi Pilkada Jakarta selama delapan bulan lamanya sedemikian banyak hikmah yang selayaknya kita syukuri.

Pilkada Jakarta telah mendorong bersatunya jutaan hati umat Islam yang secara fisik digambarkan dengan Aksi 212. Ada sedikitnya 5,5 juta manusia yang ikut berpartisipasi dalam even akbar tersebut (Harian Republika).

Pada aksi 212 itu, cucuran hujan lebat saat khutbah Jumat menghadirkan nuansa kepasrahan dan penuh harap kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Aksi 212 telah mengesampingkan berbagai pembatas yang selama ini sulit membuat umat Islam bersatu. Aksi jalan kaki (longmarch) jamaah dari kabupaten Ciamis (Jawa Barat) yang berjarak 300 km merupakan refleksi keteguhan hati yang layak menjadi pelajaran bagi kita.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Setelah Aksi 212 tekanan dari berbagai sisi terhadap umat Islam terkait Pilkada Jakarta justru semakin keras. Tekanan ini direspon umat dengan zikir dan do’a teriring air mata. Media sosial menjadi saluran umat Islam untuk terus menerus saling mengingatkan dalam memperkuat persatuan diiringi terus bermunajat kepada Allah.

Kini dengan telah hadirnya Gubernur/Wakil Gubernur Muslim Jakarta, umat Islam justru perlu menyadari bahwa serangkaian tantangan baru yang lebih berat telah menunggu. Umat Islam harus saling menjaga dan membantu “pemimpin Jakarta baru” agar berhasil menepati janji-janji mereka sehingga ke depan tidak menjadi bulan-bulanan stigma “Gubernur Muslim tidak mampu mengurus Jakarta.”

Hal lain yang krusial adalah tetap terpeliharanya kesatuan umat Islam. Jerat-jerat halus Zionis untuk menghilangkan esensi dan tujuan hidup Muslim pasti akan terus dilancarkan. Musuh-musuh Islam akan terus menghembuskan perbedaan di kalangan umat agar mereka tidak sehati sebagai sesama saudara. Para “bandar” pendukung Ahok tidak akan rela dengan kekalahan mereka dan akan terus melancarkan gempuran untuk memecah belah umat agar mereka tetap memegang kendali kekuasaan, terutama di bidang ekonomi.

Pasca Aksi 212, juga tumbuh kesadaran untuk membangun ekonomi umat yang selama ini nyaris hanya sebagai konsumen. Padahal potensi, sumber daya manusia, dan alam serta pasar mereka begitu besar sehingga sangat memungkinkan bagi umat Islam sendiri bisa saling memenuhi kebutuhan.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Pengembangan ekonomi umat juga perlu ditata dan diperkuat sehingga mampu menumbuhkan kegiatan usaha produktif yang mampu berkontribusi mendorong umat Islam sebagai penggerak ekonomi, bukan sekedar konsumen. Pengalaman Sandiaga Uno sebagai pengusaha yang teruji selayaknya mampu menumbuhkembangkan ekonomi umat Islam, bukan hanya di Jakarta.

Bila selama delapan bulan ini kita begitu banyak bermunajat kepada Allah melalui sholat malam, dengan deraian air mata, memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memenangkan pemimpin Muslim di Jakarta, kedepan konsistensi kemurnian akidah dan tawakal total kepada Allah selayaknya harus dipelihara, bahkan ditingkatkan. Bukankan Allah telah menjanjikan untuk menambah nikmat-Nya bila kita bersyukur? Dan azab yang pedih bila kita kufur?

Ternyata tantangan terkait Pilkada Jakarta belum berakhir. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mendukung gubernur mewujudkan program-programnya. Memang semua itu terasa berat jika hanya dikerjakan oleh sekelompok orang. Namun jika umat Islam bersatu, berjamaah, saling bahu-membahu dalam menyukseskan program itu, niscaya Allah akan menurunkan pertolongannya. Jika seorang pemimpin berusaha membuat masyarakatnya bertakwa, niscaya Allah akan turunkan keberkahan untuk negeri yang dipimpinnya.

23 Janji Kampanye Anies-Sandi

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

  1. Merevisi dan memperluas manfaat Kartu Jakarta Pintar dalam bentuk Kartu Jakarta Pintar Plus untuk semua anak usia sekolah (6-21 tahun), yang juga dapat digunakan untuk Kelompok Belajar Paket A, B dan C, pendidikan madrasah, pondok pesantren dan kursus keterampilan serta dilengkapi dengan bantuan tunai untuk keluarga tidak mampu.
  2. Merevisi dan memperluas manfaat Kartu Jakarta Sehat dalam bentuk Kartu Jakarta Sehat Plus dengan menambahkan fasilitas khusus untuk para guru mengaji, pengajar Sekolah Minggu, penjaga rumah ibadah, khatib, penceramah, dan pemuka agama.
  3. Membuka 200.000 lapangan kerja baru, membangun dan mengaktifkan 44 pos pengembangan kewirausahaaan warga untuk menghasilkan 200.000 pewirausaha baru, selama lima tahun.
  4. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas Pendidikan Kejuruan dengan mengintegrasikan dunia usaha ke dalamnya untuk menghasilkan lulusan yang langsung terserap ke dunia kerja dan berwirausaha.
  5. Mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok dengan menjaga ketersediaan bahan baku dan menyederhanakan rantai distribusi serta menyediakan Kartu Pangan Jakarta untuk meningkatkan daya beli warga tidak mampu serta merevitalisasi pasar-pasar tradisional dan Pedagang Kali Lima untuk meningkatkan kesejahteraan para pedagang.
  6. Menghentikan Reklamasi Teluk Jakarta untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan hidup serta perlindungan terhadap nelayan, masyarakat pesisir, dan segenap warga Jakarta.
  7. Membangun pemerintahan yang bersih, modern, dan melayani berbasis transparansi, akuntabilitas dan keteladanan dengan mengoptimalkan pelibatan publik dan pemanfaatan teknologi (Smart City).
  8. Mengembangkan kinerja dan tata kelola pemerintahan untuk merealisasikan rencana kerja hingga 95 persen, mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dalam audit laporan keuangan, mencapai predikat 80 dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), menghentikan praktik penyelewengan dalam birokrasi dan memperbaiki manajemen aset-aset milik Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.
  9. Meningkatkan Realisasi Rencana Program (daya serap anggaran) untuk memperluas cakupan dan efektivitas program-program penanggulangan banjir dan kemacetan, rehabilitasi, dan pemeliharaan lingkungan hidup serta pengelolaan sampah.
  10. Memuliakan perempuan Jakarta dengan mendukung Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, melakukan pendataan dan pemantauan dini terhadap ibu-ibu hamil dan balita yang memerlukan bantuan khusus. Memberikan cuti khusus bagi suami selama proses kelahiran anak, serta menyediakan fasilitas-fasilitas publik khusus seperti Ruang Menyusui dan Tempat Penitipan Anak yang dikelola secara sehat, profesional dan bisa diakses seluruh warga.
  11. Memberdayakan perempuan Jakarta dengan mendukung sepenuhnya partisipasi perempuan dalam perekonomian, antara lain melalui pemberian Kredit Usaha Perempuan Mandiri.
  12. Melindungi perempuan dan anak-anak Jakarta dari praktik pelecehan, kekerasan dan diskriminasi serta praktik perdagangan manusia (human traficking) dengan mengaktifkan 267 Rumah Aman, merevitalisasi Unit Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan berbasis aplikasi bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Jakarta, dan memberi subsidi bantuan hukum bagi korban.
  13. Membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dalam bentuk interkoneksi antarmoda, perbaikan model manajemen layanan transportasi umum, perluasan daya jangkau transportasi hingga menjangkau seluruh warga, pengintegrasian sistem transportasi umum dengan pusat-pusat pemukiman, pusat aktivitas publik, dan moda transportasi publik dari luar Jakarta.
  14. Mengatasi kesenjangan Ibu Kota dengan menjadikan Kepulauan Seribu sebagai Kepulauan Pembangunan Mandiri dengan menyediakan infrastruktur, lapangan kerja, fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi segenap warganya dan menjadikannya sebagai pusat inovasi konservasi ekologi.
  15. Mengaktifkan kembali komunitas-komunitas di Jakarta melalui kegiatan pengembangan kebudayaan, kesenian, olahraga, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan budaya membaca melalui Program Taman Maju Bersama, yaitu merevitalisasi taman-taman yang ada, membangun taman-taman baru dari wilayah pinggiran Jakarta, serta membangun Taman Pintar (Science Park).
  16. Membangun dan merevitalisasi pusat-pusat pengembangan kebudayaan, antara lain dengan:

(a) Membangun Taman Benyamin Sueb sebagai pusat perawatan dan pengembangan kebudayaan Betawi dan pusat interaksi lintas-komunitas, yang di dalamnya berdiri Museum Kebudayaan Betawi.

(b) Menyelamatkan dan merevitalisasi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dengan melakukan digitalisasi seluruh koleksinya, profesionalisasi pengelolaannya serta memperlayak sarana dan prasarananya.

(c) Menjadikan Jakarta sebagai pusat kebangkitan film nasional melalui sinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam kerja kreatif sinematografi dan industri film.

  1. Menyelenggarakan festival olahraga dan kesenian Jakarta sepanjang tahun untuk mengembangkan pembinaan olahraga dan kesenian berbasis komunitas.
  2. Menjadikan Jakarta sebagai Kota Hijau dan Kota Aman yang ramah, sejuk dan aman bagi anak, perempuan, pejalan kaki, pengguna jalan, dan seluruh warga; menggalakkan kegiatan cocok tanam kota (urban farming); melakukan audit berkala keamanan kampung; serta memperluas cakupan dan memperbaiki kesejahteraan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
  3. Memperluas cakupan dan memperbaiki kualitas layanan air bersih dengan prioritas pada wilayah-wilayah dengan kualitas air terburuk, dan memberikan subsidi langsung untuk warga tidak mampu.
  4. Merevitalisasi layanan dokter komunitas, melakukan pelatihan peduli kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar, melakukan pelatihan peduli lingkungan hidup, dan mengaktifkan Pos Perempuan Mandiri sebagai bagian dari program pengembangan Posyandu dan Posbindu.
  5. Memberdayakan para pengembang kelas menengah untuk merealisasikan pembangunan kampung susun, kampung deret dan rumah susun, serta mempermudah akses kepemilikan bagi warga tidak mampu.
  6. Membangun pusat-pusat pariwisata, tempat-tempat bersejarah dan pusat-pusat kegiatan warga sebagai tempat yang ramah, aman dan sejuk bagi anak, lansia, dan warga difabel.
  7. Meningkatkan bantuan sosial untuk rumah ibadah, lembaga pendidikan keagamaan, lembaga sosial, Sekolah Minggu dan Majelis Taklim berbasis asas proporsionalitas, dan keadilan.

(P2/R01)

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Ekonomi
Indonesia
Kolom
Indonesia
Kolom