Tarhib Ramadhan, Selamat Datang Ramadhan 1445 H

Oleh : Ali Farkhan Tsani* Dai ponpes Al-Fatah, Cileungsi, Bogor

Istilah muncul setiap hendak memasuki hadirnya bulan suci . Terutama ini banyak dilakukan pada bulan Sya’ban.

Acara-acara Tarhib Ramadhan pun semarak, menyambut bulan penuh keberkahan. Mulai dari pengajian, majelis ta’lim, daurah, tabligh akbar, bazaar, mabit, dialog, webinar, gerakan bersih-bersih tempat ibadah, hingga doa bersama.

Jadwal imam tarawih dan kultum tarawih, kuliah Subuh dan kajian-kajian Ramadhan juga sudah tersusun sejak bulan Rajab, sebagai tanda Tarhib Ramadhan.

Kata tarhib artinya luas, lapang, lebar. Seakar kata juga dengan kata marhaban, yang berarti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati.

Orang-orang Arab ketika menyambut tamunya, biasa mengungkapkan dengan ucapan marhaban. Ini bermakna tuan rumah menyambut kedatangan tamunya, dengan penuh kelapangan dan keterbukaan.

Maka, Tarhib Ramadhan atau Marhaban Ramadhan bermakna, kita sebagai orang-orang beriman menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh kelapangan, kebahagiaan dan keterbukaan hati.

Tarhib Ramadhan, dalam bentuk doa diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam, pada saat menjemput bulan Rajab. Saat ini bulan Rajab baru selesai, dan sekarang kita memasuki bulan Sya’ban, kemudian setelah itu Ramadhan.

Dalam sebuah hadits disebutkan :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَب، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” (H.R. Ahmad dari Anas bin Malik).

Hadits ini dipandang dha’if/lemah oleh Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar.

Namun seorang Muslim boleh saja berdoa dengan ini, memohon kepada Allah untuk disampaikan hingga pada bulan Ramadhan.

Al-Hafidz bin Rajab menyebutkan, ulama terdahulu bahkan biasa berdoa kepada Allah selama enam bulan sebelum Ramadhan, agar mereka dapat menemui bulan Ramadhan. Mereka juga berdoa selama enam bulan berikutnya setelah Ramadhan, agar Allah berkenan menerima amal-amalnya sepanjang Ramadhan.

Di samping Tarhib Ramadhan selain doa, adalah kita mulai membiasakan amaliyah Ramadhan sejak bulan Rajab, dan meningkat pada bulan Sya’ban. Sehingga begitu tiba saatnya memasuki bulan suci Ramadhan, kita sudah membiasakan diri. Hingga pada bulan Ramadhan itu tinggal memantapkan amaliyah tersebut.

Ada baiknya kita memulai membiasakan bertadarus Al-Quran pada bulan Sya’ban ini. Misalnya, bagi yang sudah lancar membacanya, bisa mentargetkan “one day one juz”. Bagi yang sudah biasa satu hari satu juz, bisa ditingkatkan menjadi satu hari dua juz. Bisa ditambah dengan memaknai dan mentadaburi kandungannya. Begitu seterusnya.

Demikian pula amaliyah lainnya, seperti shalat sunnah Rawatib, Dhuha hingga Tahajud. Memperbanyak istighfar, shalawat, tasbih, doa, dan sebagainya.

Termasuk amaliyah yang bersifat sosial, seperti bersedekah untuk mereka yang memerlukan bantuan, menolong tetangga, teman atau saudara yang memerlukan pertolongan, memperkuat perjuangan dakwah di jalan Allah, kegiatan masjid, pondok pesantren, dan lain-lain. Wabil khusus meningkatkan donasi kepedulian terhadap perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

Semoga dengan demikian, semua kebaikan itu menjadi terbiasa, dan puncaknya akan berlanjut pada bulan suci Ramadhan. Aamiin. (A/RS2/)

Mi’raj News Agency (MINA)

* Penulis, Ali Farkhan Tsani, Wartawan/Redaktur Senior MINA, Duta Al-Quds Internasional, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, Penulis Buku Kepalestinaan. Penulis, Dapat dihubungi melalui Nomor WA : 0858-1712-3848, atau email [email protected].

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.