Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait New Normal Life, MUI Sampaikan Delapan Pesan

kurnia - Jumat, 29 Mei 2020 - 08:40 WIB

Jumat, 29 Mei 2020 - 08:40 WIB

4 Views ㅤ

Wakil Ketua MUI Pusat KH. Muhyiddin Junaidi (kedua dari kiri) saat konferensi pers di acara KUUI ke-37 di Pangkalpinang, Provinsi Kep. Bangka Belitung. (Foto: Muhammad Habibi Hizbullah/MINA)

Jakarta, MINA – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan tentang rencana pemberlakuan kehidupan Normal Baru (New Normal Life) di tengah pandemi Covid-19 sebagai berikut.

Pertama, Kebijakan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar dilakukan secara konsisten dan konsekwen, sebagai upaya dan ikhtiar untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, sesuai indikator
dari Lembaga World Health Organization (WHO). Jika kondisi masih belum terkendali dimana transmisi Covid-19 belum dibawah satu (R-1), maka disarankan agar PSBB diperpanjang lagi.

Kedua, Dalam hal penyebaran Covid-19 sudah terkendali, rencana pemberlakuan tata hidup Normal Baru dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

– Berdasarkan data dan fakta terkait virus Corona dan mengacu pada standar WHO, misalnya kurva pandemi Covid-19 sudah menunjukkan penurunan dan melandai (R-1), sebagai indikator tidak ditemukannya
kasus baru yang berarti jumlahnya.

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

– Memenuhi kriteria yang komprehensif dan holistik sesuai dengan standar, operasional dan prosedur yang dikeluarkan oleh WHO, untuk menjadi pedoman pelaksanaannya oleh Pemerintah pusat sampai
daerah.

– Mempersiapkan masyarakat agar dapat memasuki tata hidup baru dengan melakukan sosialisasi, edukasi dan advokasi mengenai protokol kesehatan dengan selogan Empat Sehat Lima Sempurna (senantiasa menggunakan masker, jaga jarak sehat, selalu mencuci tangan, olahraga teratur/istirahat yang cukup, tidak panik, makan makanan yang bergizi, baik dan halal).

Ketiga, Pemerintah meningkatkan jaring pengaman sosial (social safety net) kepada warga yang membutuhkan dan memperluas jumlah warga yang mendapatkannya.

Keempat, Menambah jumlah layanan kesehatan kepada masyarakat dalam memaksimalkan pemeriksaan kesehatan tes Covid-19 dan pengobatan secara terpadu.

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

Kelima, Dalam hal kehidupan keagamaan, kawasan yang tingkat penyebaran Covid-19 belum terkendali, maka tetap berlaku keringanan (rukhshah) untuk shalat di rumah, dengan mengacu kepada Fatwa MUI No. 14 Tahun
2020 tentang Penyelengaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19.

Keenam, Dalam keadaan kawasan yang tingkat penyebaran Covid-19 sudah terkendali, kegiatan ibadah yang melibatkan berkerumunnya banyak orang, seperti shalat jum’at dan jamaah shalat maktubah dapat dilakukan
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Ketujuh, MUI bersama Ormas Islam dan lembaga Filantropi Islam terus berperan aktif dalam melakukan serangkaian upaya dan ikhtiar penanggulangan pandemi Covid-19 dan dampaknya.

Kedelapan, Jika pemberlakuan tata hidup normal baru tetap dipaksakan disaat syarat-syarat pengendalian Covid-19 belum terpenuhi, maka MUI mendesak Pemerintah, agar seluruh kegiatan pendidikan (SD, SMP, SMA, SMK, MD, MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta) serta Pondok-Pondok Pesantren agar tetap belajar dari rumah hingga keadaan benar-benar terkendali.

Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Wakil Ketua MUI KH. Muhyidin Junaidi. (R/R3/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Al-Aqsa, AWG Gelar Sosialisasi di PPTQ Khadijah Pesawaran Lampung

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia