Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga Titik Api di Aceh Terpantau Satelit BMKG

Admin - Kamis, 25 Oktober 2018 - 15:03 WIB

Kamis, 25 Oktober 2018 - 15:03 WIB

1 Views ㅤ

Banda Aceh, MINA – Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan, ada tiga titik panas berada di provinsi Aceh saat ini.

Zakaria Ahmad Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang Aceh besar mengatakan, ketiga titik api itu di pantau BMKG melalui sensor modis dengan menggunakan satelit Terra dan Aqua.

“Kita sudah pantau tadi pagi, ada tiga titik panas,” ungkap Zakaria, Kamis (25/10).

Zakaria menambahkan, di Kabupten Aceh Besar terdapat dua titik panas yang terpantau satelit berada di satu kecamatan, yakni kecamatan Masjid Raya, sedangkan sisanya berada di Kecamatan Setia bakti, Aceh Jaya.

Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik

“Dua titik di Kecamatan Masjid Raya patut kita duga sebagai titik api akibat kebakaran hutan dan lahan karena memiliki tingkat kepercayaan kedua titik ini 80 persen, sementara satu titik panas di Setia Bakti tidak mengkhawatirkan, cuma memiliki tingkat kepercayaan 51 persen,” jelas Zakaria.

Di 2018, pemerintah berkomitmen mengawal ketat wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan, sehingga berhasil menurunkan jumlah titik api hingga 96,5 persen di seluruh Indonesia dalam periode 2015-2017.

Berdasarkan data hasil pantauan satelit milik NOAA, jumlah titik api pada 2015 mencapai 21.929, sedangkan di 2016 menurun menjadi 3.915. Pada 2017, jumlah titik api kembali menurun menjadi 2.257.

KLHK mencatat luas area hutan dan lahan yang terbakar di 2015 mencapai 2.611.411 hektare (ha). Angka ini menurun menjadi 438.360 ha pada 2016, lalu turun lagi menjadi 165.464 ha di 2017.

Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah

“Sejak 2016, perusahaan tidak berani lagi melakukan pembukaan lahan dengan membakar. Kalau pun ada yang terbakar itu hanya spot-spot kecil saja karena kelalaian,” ujar Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B Panjaitan. (L/Ap/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Internasional
Indonesia