Tim Relawan Medis Turki Siap di Dekat Perbatasan Suriah

(Anadolu Agency)

Kilis, MINA – Tim dari seluruh wilayah disiapkan untuk menangani korban pertempuran dari kalangan tentara dan warga sipil di kota Kilis, seberang perbatasan Afrin, Suriah barat laut.

Tim bekerja 24 jam sehari untuk menyembuhkan tentara dan warga sipil dari seberang perbatasan di Suriah. Anadolu Agency melaporkan Sabtu (17/2/2018).

Tim Rescue Medis Nasional Turki (UMKE) bekerja bersamaan dengan operasi kontra-teroris (Operation Olive Branch), yang beranggotakan 120 orang terus berpacu menghadapi waktu untuk menyembuhkan yang terluka.

Tim relawan bekerja tanpa kenal lelah untuk menyembuhkan tentara Turki yang terluka, anggota Tentara Suriah FSA, serta warga sipil Suriah, dan kemudian mengirim mereka ke rumah sakit terdekat.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Seyma Temizer (24), salah satu relawan, mengatakan, dia memiliki pengalaman enam tahun sebagai perawat dan bergabung dengan UMKE saat bertugas di Turki timur dan tenggara.

“Tempat ini terasa sangat berbeda,” kata Temizer, yang telah berada di Kilis dalam sepekan.

“Kami memberikan pertolongan pertama kepada tentara Turki dan FSA serta warga sipil Suriah. Tempat ini memerlukan pendekatan psikologis yang sama sekali berbeda,” ujarnya.

Mehmet Karacakaya, Kepala Pelayanan Kesehatan Darurat di pusat kota Sivas, mengatakan, banyak profesional medis dari seluruh Turki mendaftarkan diri sebagai relawan.

“Kami di sini dari Sivas dengan 22 orang,” kata Karacakaya.

“Kami bekerja dengan semangat tanpa henti. Kami juga memiliki semua peralatan medis yang kami butuhkan, berkat pemerintah kami,” ujarnya.

Turki pada 20 Januari meluncurkan Operation Olive Branch untuk menghapus teroris PYD/PKK dan Daesh (ISIS) dari Afrin, Suriah.

Menurut Staf Umum Turki, operasi tersebut bertujuan untuk membangun keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan wilayah tersebut, serta melindungi Suriah dari kekejaman dan penindasan teroris.

Operasi dilakukan di bawah kerangka hak Turki berdasarkan hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, hak pembelaan diri berdasarkan piagam PBB, dan penghormatan terhadap integritas wilayah Suriah, katanya.

Militer juga mengatakan, hanya target teroris yang dihancurkan dan perhatian sepenuhnya untuk menghindari penyalahgunaan warga sipil manapun.

Afrin telah menjadi tempat persembunyian utama bagi PYD/PKK sejak Juli 2012, ketika rezim Assad meninggalkan kota tersebut ke kelompok teror tanpa perlawanan. (T/RS2/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)