Gaza, MINA – Tim sepak bola dengan para pemain bertubuh pendek pertama di Gaza, Palestina, akan berkompetisi internasional di Maroko pada Mei mendatang.
Para pemain yang mengalami displasia tulang, umumnya dikenal sebagai dwarfisme, telah dibentuk di Jalur Gaza dan akan bermain di kompetisi olahraga internasional, demikian diumumkan organisasi Asosiasi Sepak Bola Palestina untuk Diamputasi.
“Termasuk lima pemain, tim akan bermain di kompetisi Arab yang akan diadakan di Maroko Mei mendatang,” kata Asosiasi dalam pernyataan pers yang dikirim kepada The New Arab (TNA), Selasa (21/3).
“Tim itu adalah bagian dari tim sepak bola nasional Palestina untuk orang kerdil, didirikan di Lebanon pada 2021 dan diakui oleh Asosiasi Sepak Bola Nasional,” tambah pengumuman itu.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dua kali dalam sepekan tim akan menjalani latihan intensif untuk pertandingan di Maroko.
Alaa Miqdad, salah satu pemain asal Gaza dengan tinggi badan 1,18 meter dan berusia 40-an mengungkapkan kegembiraannya bisa bergabung dengan tim.
“Ini adalah kesempatan emas kami untuk mengubah pandangan stereotip tentang kami (orang dengan perawakan pendek), terutama karena sebagian besar berpikir bahwa kami cacat dan tidak dapat melakukan segala sesuatu secara normal seperti yang mereka lakukan,” katanya kepada TNA.
“Saya yakin tim seperti itu akan membantu kami membuktikan bahwa kami dapat mempresentasikan negara Palestina kami di forum internasional,” tambah Miqdad.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Meskipun tim menghadapi kesulitan keuangan dan teknis, kami memutuskan untuk bertanding pada pertandingan mendatang di Maroko,” tegas Fouad Abu Ghalion, Ketua Asosiasi Sepak Bola Palestina untuk Diamputasi, kepada TNA.
“Kami sangat senang mewakili Negara Palestina kami di kompetisi internasional dan Arab,” kata Haitham al-Saqqa, pemain lain dari Gaza.
“Pemain dari Gaza pada umumnya, dan mereka yang memiliki dwarfisme pada khususnya, telah menantang banyak rintangan untuk lolos ke pertandingan di luar Gaza karena blokade Israel. Israel melarang kami pergi ke Tepi Barat untuk mengikuti pelatihan profesional dengan rekan kami di sana dan menghadiri setiap pertemuan dengan Asosiasi Sepak Bola Nasional kami untuk mengetahui lebih banyak tentang masa depan kami,” tambahnya.
“Akibatnya,” kata Saqqa lebih lanjut, “semua anggota tim yang beranggotakan lima orang terpaksa berlatih sendiri dan meningkatkan keterampilan tanpa dana.” (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka