Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tol Laut Belum Optimal untuk Indonesia

Risma Tri Utami - Jumat, 25 Agustus 2017 - 16:09 WIB

Jumat, 25 Agustus 2017 - 16:09 WIB

602 Views ㅤ

Pangky Tri Febiyansah, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. (Foto: Risma MINA)

Pangky Tri Febiyansah, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Integrasi ekonomi melalui penguatan konektivitas antar pulau dan domestik-internasional merupakan sebuah kebutuhan bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan memeratakan hasil-hasilnya ke seluruh pelosok negeri.

Hal tersebut disampaikan Pangky Tri Febiyansah, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI saat Media Briefing bertajuk “Peran Infrastruktur Ekonomi Dalam Industri Maritim Nasional; Strategi Penguatan Sub-Sektor Transportasi Sebagai Pendukung Sistem Logistik” di Gedung LIPI, Jakarta, Jum’at (25/8).

“Konektivitas yang efektif dan efisien dapat tercapai jika sektor transportasi maritim terintegrasi dan menjadi bagian penting dari kerangka sistem logistik nasional. Pentingnya peran infrastruktur maritim menginisiasi pemerintah mendisain konsep dan mengimplementasikan strategi pengembangan tol laut,” ujar pangky.

Tol laut, lanjut Pangky, merupakan salah satu program prioritas Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor kemaritiman. Tol laut sendiri yaitu membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke.

Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina

“Strategi pengembangan tol laut didukung oleh berbagai macam paket kebijakan ekonomi, seperti Paket Stimulus No. 15 yang memfokuskan perbaikan sistem logistik,” kata Pangky.

Pembangunan infrastruktur maritime, tambahnya, memiliki peran yang krusial. Infrastruktur mempengaruhi biaya operasi, kualitas layanan, serta kecepatan dan ketepatan pengiriman. Pada gilirannya, peran yang dijalankan infrastruktur akan menjadi faktor pembentuk harga akhir produk.

“Apabila infrastruktur belum mampu menjalankan perannya secara optimal, maka ini akan mendorong tidak saja biaya transportasi, tetapi juga menyebabkan munculnya disparitas harga dan ketidakseimbangan pembangunan ekonomi antar wilayah,” kata Pangky.

Dalam kajian yang telah dilakukan oleh P2E LIPI, tim peneliti memaparkan kondisi terakhir perkembangan implementasi konsep tol laut. Temuan sementara memperlihatkan bahwa dimensi perspektif atas tol laut yang dipahami selama ini yaitu port to port, seharusnya mulai diperluas menjadi door – port to port – door.

Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina

Menurut Pangky, untuk meningkatkan koordinasi diantara kementerian dan Lembaga yang hendak mensukseskan Tol Laut, hendaknya membentuk kelompok kerja (Pokja) Tol Laut.

“Semenjak pembangunan Tol dilaksanakan awal tahun 2016, terkesan kurang koordinasi diantara Perhubungan, Perdagangan dan antar kementerian lainnya,” tutup Pangky. (L/R09/RS1)

Mi’raj Mews Agency (MINA)

Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Halal
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Indonesia
Ekonomi