Oleh: Arif Asy’ari
Pada Rabu 22 Oktober, warga muslim di Bosnia memperingati tragedi pembantaian 16 orang muslim Bosnia oleh paramiliter Serbia (kelompok penduduk sipil yang dilatih dan diorganisasikan secara militer) di Visegrad pada tanggal 22 Oktober 1992 silam.
Warga muslim Bosnia memperingati pembantaian itu dengan sebuah upacara, kerabat korban meletakan batu monumen dan karangan bunga untuk menghormati para korban, mereka juga menabur bunga di Sungai Lim yang mengalir melalui Montenegro, Albania, Serbia dan Bosnia Herzegovina.
Kepala Asosiasi Dewan Imam Islam Priboy, Enes Svraka mengatakan dalam sebuah pidato, keluarga korban telah menderita sakit dan kesedihan selama 22 tahun.
Baca Juga: Tak Ada Tempat Aman, Pengungsi Sudan di Lebanon Mohon Dievakuasi
Salah seorang kerabat korban, Mesud Gibovic yang kehilangan seorang ayah dalam pembantaian itu mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency, sebenarnya pertumpahan darah itu dapat dicegah, tetapi sayangnya tidak ada yang berusaha menghentikannya.
Pengakuan Sakiba Hocic mengenai insiden berdarah itu, suaminya kehilangan seorang saudara kembar, tapi hingga kini suaminya tidak kuasa mengungkap tentang peristiwa itu.
Menurut Hocic, Mahkamah Konstitusi Serbia telah memutuskan memberi ganti rugi sebesar 600 Euro untuk 22 kerabat dari ke 16 orang warga Bosnia yang menjadi korban, akan tetapi hingga kini tidak ditunaikan.
“Bahkan ganti rugi sebesar 600 Euro untuk 22 kerabat korban tidak ditunaikan,” kata Hocic.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Pembantaian Paramiliter Avengers
Saat itu pagi hari, tanggal 22 Oktober 1992. Lima belas pria dan seorang wanita muslim Bosnia melakukan perjalanan menggunakan bus dari Priboy menuju desa Sjeverin. Tiba-tiba mereka dicegat oleh paramiliter Serbia di desa Gornje Mioce, Republica Srpska, Bosnia-Herzegovina.
Setelah memeriksa surat-surat mereka, empat orang anggota Unit paramiliter Serbia yang dikenal dengan sebutan “Avengers”, membawa keenambelas orang muslim Bosnia itu keluar dari bus dan memasukan ke sebuah truk dibawa menuju Vilina Vlas Hotel di Visegrad.
Visegrad adalah sebuah kota benteng kecil di Pest County, Hungaria. Kawanan Geng Avengers, dibawah komando Milan Lukic, menyiksa para sandera secara brutal lalu menembak mati mereka. Salah seorang korban disiksa secara brutal, kemudian dibawa ke tepi Sungai Drina, lalu dieksekusi.
Pusat Hukum Kemanusiaan telah mendesak Pemerintah Serbia agar mencari dan menyelidiki tempat dan lokasi tragedi itu.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
“Pemerintah Serbia tidak mengindahkan tragedi pembantaian warga Bosnia di Visegrad, mereka juga tidak memberi kompensasi pada keluarga korban atas tragedy itu,” kata sebuah LSM.
Para korban pembantaian itu teridentifikasi bernama; Mehmed Sebo, Zafer Hadzic, Medo Hadzic, Medredin Hodzic, Ramiz Begovic, Dervis Softic, Medhad Softic, Mujo Alihodzic, Alija Mandal, Sead Pecikoza, Mustafa Bajramovic, Hajrudin Sajtarevic, Esad Dzihic, Ramahudin Catovic, Idriz Gibovic dan Mevlida Koldzic.
Milan Lukic, Aktor Utama Pembantaian
Tak lama setelah tragedi sadis itu, Milan Lukic ditahan oleh polisi Serbia saat mengemudi melintasi desa Sjeverin. Milan Lukic diadili di Pengadilan Den Haag karena kejahatan perang yang dilakukanya. Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag itu menghukum Milan Lukic, penjara seumur hidup atas kejahatan perang yang dilakukannya.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Pada bulan Oktober 2002, setelah jatuhnya Milosevic, dakwaan dimunculkan pada Milan Lukic dan penjahat lainya.
Milan Lukic lahir 6 September, 1967 di Foca, Bosnia-Herzegovina. Ia adalah kepala kelompok paramiliter Serbia yang dikenal denga Elang Putih (Beli Orlovi) atau juga dikenal dengan sebutan Avengers. Ia terbukti bersalah oleh Pengadilan Kriminal Internasional bagi Bekas Negara Yugoslavia (International Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia/ICTY) pada bulan Juli 2009 atas kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran perang yang dilakukan di Visegrad. Kejahatan Lukic yaitu pembunuhan, penyiksaan, penyerangan, penjarahan, perusakan properti dan pembunuhan setidaknya 132 orang yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak. Sepupu Lukic, Sredoje Lukic dan seorang kerabat dekatnya Mitar Vasiljevic juga dijerat hukum oleh ICTY. Mereka berdua dihukum masing-masing 30 dan 15 tahun penjara karena juga terlibat dalam aksi kejahatan yang dilakukan Milan Lukic.
Lukic juga bertanggung jawab atas pembantaian di Strpci, di mana warga non-Serbia diculik dan dibunuh di wilayah Bosnia. Kegagalan pemerintah Serbia melakukan penyelidikan menjadi isu politik yang penting di Serbia kala itu. Dipertanyakan, apakah Lukic dan kawananya bertindak sebagai paramiliter atau bagian dari kelompok militer Visegrad, Republik Srpska (sebelumnya bernama Republik Serbia Bosnia-Herzegovina).
Dalam sebuah wawancara di majalah pada tahun 1992, Lukic mengakui kejahatannya, dan berkata tidak merasa bersalah atas yang perbuatanya dan tidak iba sedikitpun pada korban-korban yang ia bunuh.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Menurut Natasa Kandic, seorang aktivis HAM Serbia yang juga pendiri dan mantan direktur eksekutif Pusat Hukum Kemanusiaan (The Humanitarian Law Center/HLC), Milan Lukic Milan dan saudarnya Sredoje Lukic bukan cuma didakwa karena menjadi otak pembantaian itu, tapi mereka juga adalah pelaku langsung kejahatan perang yang mengerikan.
Perang Bosnia
Perang Bosnia berlangsung di Bosnia dan Herzegovina 6 April 1992 hingga 14 Desember 1995. Ribuan warga muslim Bosnia dibunuh oleh tentara Serbia selama perang pembersihan etnis itu.
Pada tahun 1992, peperangan pecah antara Serbia dan Bosnia. Karena kekejaman dan pembersihan etnis yang dilakukan para tentara Serbia, umat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica adalah salah satu kamp terbesar dan dinyatakan oleh PBB sebagai zona aman. Kamp itu sendiri dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Negeri Belanda.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk “diinterogasi”.
Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5.000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia.
Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian itu, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh. (P003/P2)
Miraj Islamic News Agency
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel