Palu, MINA – Gempa bumi dengan kekuatan 7,4 skala richter (SR) mengguncang wilayah Donggala dan Palu di Sulawesi Tengah serta Mamuju, Sulawesi Barat, mengakibatkan terjadinya tsunami di tiga wilayah itu.
Konfirmasi kebenaran terjadinya tsunami akibat gempa itu disampaikan beberapa jam setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami.
Ketua BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terlihat kenaikan air laut setinggi 6 cm di Mamuju. Selain itu, tsunami teramati di Donggala dan Palu dengan ketinggian diperkirakan antara 1,5 meter hingga 2 meter.
“Terpantau dari saksi mata di lapangan, ketinggian 1,5 meter dari pengamatan lapangan pantai Palu,” ujar Dwikorita dalam keterangannya di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (28/9).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan terkait bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan pertolongan kepada korban. Korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan. Penanganan darurat terus dilakukan.
Laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, kondisi listrik yang padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan.
Selain itu, operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kemkominfo telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.
TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130. Basarnas akan menggerakan 30 personil bererta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
Komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Gempa susulan masih terus berlangsung.
Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh. Tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. Jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan. (L/R06/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedatangan Ulama Asal Palestina Disambut Meriah Santri Al-Fatah Lampung