Beijing, MINA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, otoritas China diharapkan menghormati hak asasi manusia yang universal, termasuk kebebasan beragama orang Turki Uighur dan kelompok Muslim lainnya.
Hal tersebut Cavusoglu sampaikan saat bertemu dengan Menlu China Wang Yi di Beijing, Anadolu Agency melaporkan, Jumat (14/1).
Turki mengakui hak China untuk memerangi terorisme. Namun, Ankara mendesak Beijing untuk menarik garis tipis membedakan antara teroris dan orang-orang yang tidak bersalah.
“Membahas hubungan bilateral dan masalah regional kami dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dari China,” kata Cavusoglu di Twitter.
Baca Juga: Lateefah Simon jadi Warga Muslim Amerika Keempat Terpilih di Kongres AS
Menlu Turki juga menyampaikan pandangan, harapan, dan kepekaan negaranya mengenai masalah-masalah dalam agenda kedua negara, terutama orang-orang Turki Uighur.
Turki dan Republik Rakyat China menjalin hubungan diplomatik sejak Agustus 1971.
Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggaran identitas dan budaya Turki Uighur di China telah dikritik di hadapan internasional.
Laporan Human Rights Watch tahun 2018 merinci kampanye pemerintah China tentang “penahanan sewenang-wenang massal, penyiksaan, indoktrinasi politik paksa, dan pengawasan massal terhadap Muslim Xinjiang. (T/RE1/RI-1)
Baca Juga: Parlemen Arab Sambut Baik Pengumuman Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)