Tarakan, MINA – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kalimantan Utara, bersama Program Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merekomendasikan sejumlah langkah strategis untuk mencegah kerugian jangka panjang akibat learning loss atau kehilangan kesempatan belajar.
Dekan FKIP UBT Dr. Suyadi, M.Ed mengatakan, kehilangan pendapatan ini bisa semakin membesar jika belajar dalam kondisi darurat masih terus berlangsung, demikian keterangan yang diterima MINA, Senin (1/3).
Rekomendasi tersebut, merupakan rangkuman pemikiran para akademisi, jurnalis, kepala sekolah, dan guru yang disampaikan dalam kegiatan Webinar Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan pada Kamis, 11 Februari 2021.
Selain itu, para narasumber mengusulkan penggunaan kurikulum darurat, assessment siswa, pembelajaran terdiferensiasi, pelatihan dan pendampingan guru, serta partisipasi masyarakat sebagai langkah kunci untuk mengantisipasi kerugian lebih besar karena learning loss.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
”Seluruh rekomendasi ini akan kami teruskan kepada Kemdikbud, Kemenag, pemerintah daerah, LPTK, dan masyarakat,” kata Suyadi di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Lebih lanjut Suyadi mengatakan, upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk mencegah learning loss melalui pembukaan sekolah harus diikuti dengan upaya pemulihan kemampuan belajar.
Upaya pemulihan ini dibutuhkan agar siswa mampu mengejar ketertinggalannya akibat terlalu lama belajar dalam kondisi darurat. Pemulihan ini harus didukung dengan penyesuaian kurikulum agar pembelajaran terfokus pada kompetensi literasi dan numerasi.
“Kami mengusulkan kepada pemerintah pusat agar meneruskan kebijakan kurikulum darurat, paling tidak untuk tahun ajaran 2021-2020,” lanjutnya. (R/SH/R1)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru