Sebanyak 124 Ribu Mahasiswa Tidak Maksimal Kuliah PJJ di Daerah 3T

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Paristiyanti Nurwandani.

Jakarta, MINA – Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, , menyebutkan terdapat 124 ribu mahasiswa berada di daerah Tertinggal, Terdalam dan Terluar (3T) tidak maksimal mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh () secara daring selama pandemi Covid-19.

Ia menyebutkan, 124 ribu mahasiswa dari sekitar 6-8 perguruan tinggi di daerah 3T tidak tersentuh jaringan internet, sehingga PJJ tidak bisa dilakukan dengan baik selama pandemi dua tahun terakhir.

“Kebanyakan mahasiswa itu di Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua, dan perbatasan di daerah kepulauan, seperti Filipina, Brunei Darussalam, Serawak, Singapura,” kata Paris saat taklimat media virtual bertema ‘Uji Coba Mobil PJJ Kampus Merdeka dan Mobil Vaksinasi di Daerah 3T,’ Selasa (21/9).

Ia melanjutkan, tidak hanya kendala internet saja, tapi juga masih minimnya kepemilikan perangkat komunikasi untuk belajar daring seperti ponsel, laptop dan elektronik lainnya.

Paris memaparkan, menyikapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencoba menghadirkan internet di wilayah 3T tersebut.

Salah satunya, mendesain mobil keliling hasil kolaborasi Dikti Kemendikbudristek serta perguruan tinggi negeri serta swasta ini memiliki fungsi penyediaan sinyal internet, sarana pembelajaran mahasiswa, serta layanan vaksinasi.

“Jadi kami buat dengan nama mobil klinik sistem pembelajaran daring (Spada) pendidikan tinggi (Dikti). Jadi ini dia fasilitas internet dan satelitnya bisa jalan ke tempat mahasiswa berada,” ujarnya.

Ia menjelaskan, mobil itu dibuat sebanyak 13 unit dilengkapi dengan teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT). Teknologi VSAT ini mampu memancarkan sinyal internet.

“Jadi mobil itu sekaligus menjadi tempat pembelajaran daring bisa berkeliling ke tempat mahasiswa dan juga bisa melakukan vaksinasi,” jelasnya.

Selain itu, Kemendikbudristek juga akan menyediakan tablet EduDikti ke wilayah 3T. Nantinya, mahasiswa tak perlu memiliki akses internet lagi ketika belajar melalui tablet tersebut.

“Kami meminta tolong kepada teman-teman di PTN dan PTS membuat modul lengkap semester satu sampai delapan agar teman-teman daerah 3T tidak usah mencari sinyal karena bahan belajar ada di dalam tablet tersebut,” terangnya.

Ia menambahkan, pada pertengahan Oktober, sepuluh mobil keliling Spada Dikti ini akan dikirim ke NTT, Maluku Utara dan Papua. Pembiayaan operasionalnya akan ditanggung oleh Dikti Kemendikbudristek selama 6 bulan ke depan.

“Jadi, akhirnya mobil ini menjadi multifungsi. Pertama anjungan belajar Dikti. Kedua tempat berobatnya teman-teman mahasiswa dan kemudian mobil ini juga menjadi sarana pendidikan jarak jauh,” tambahnya. (L/R5/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Hasanatun Aliyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.