Bandung, MINA – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung melalui Centre for Asian Social Science Research (CASSR) mengadakan seminar internasional bertajuk “AI, Social Media, and Gen Z in Globalized Contexts: Challenges and Opportunities”, di Aula FISIP, Selasa (3/12).
Seminar ini merupakan kerja sama UIN Bandung dengan Yayasan Khazanah Global Nalar Hakekat (GNH).
Seminar digelar dengan tujuan untuk memahami dan merespon tantangan dan peluang AI (Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan) dalam berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan.
Dekan FISIP UIN Bandung Ahmad Ali Nurdin mengapresiasi dukungan Yayasan Khazanah GNH atas acara ini dan menegaskan pentingnya membahas peran AI dalam membentuk identitas Generasi Z.
Baca Juga: Bangun Pusat Literasi Islam di Bogor, Kemenag Habiskan Rp239 Miliar
Wisnu Uriawan, Senior Lecturer Fakultas Sains dan Teknologi UIN Bandung membahas secara komprehensif bagaimana teknologi terkini, khususnya AI, dapat mengubah dinamika sosial dan generasi.
Ia menjelaskan konteks evolusi masyarakat dari Revolusi Industri 4.0 menuju Masyarakat 5.0, yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Perubahan ini menekankan pentingnya pendekatan seimbang dalam adopsi teknologi, yang menggabungkan efisiensi dengan pertimbangan etis.
Tantangan seperti isu privasi, bias manusia, dan regulasi menjadi perhatian utama. Namun, AI juga membuka peluang inovasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi digital.
Baca Juga: Menag Resmikan Pusat Literasi Islam di Bogor
Ia menekankan bahwa AI harus digunakan secara bijaksana dan beretika agar Generasi Z dapat berperan sebagai pencipta inovasi, bukan hanya pengguna teknologi.
Pembicara lainnya, Nadirsyah Hosen, Associate Professor Melbourne Law School, The University of Melbourne, Australia, membahas bagaimana AI dapat digunakan untuk mendukung gerakan sosial seperti boikot terhadap produk-produk yang terkait dengan Israel.
Ia menyoroti pentingnya pengembangan basis data dengan AI untuk mencatat produk dan perusahaan terkait Israel.
Selain itu, AI dapat mendukung gerakan ini melalui aplikasi pemindai barcode, analisis rantai pasok, dan Natural Language Processing (NLP) untuk memberikan transparansi kepada konsumen. Dengan AI, masyarakat dapat mengambil keputusan lebih terinformasi sesuai nilai-nilai etis mereka.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Rabu Ini Diprediksi Berawan Tebal dan Hujan Ringan
Adapun Gus Nadir menyoroti pentingnya memahami peran AI dalam konteks global.
Gus Nadir menyoroti kasus pemboikotan produk-produk yang memiliki koneksi dengan Israel yang di Indonesia dimulai dengan keluarnya Fatwa MUI dan beredarnya secara viral daftar produk yang mendukung Israel di media sosial.
Dalam hal ini, AI dapat berperan penting melalui pengembangan basis data yang mencatat perusahaan-perusahaan dan produk yang terkait dengan Israel.
Seminar ini dipandu oleh Asep Muhamad Iqbal, Direktur CASSR (Centre for Asian Science dan dosen Sosiologi FISIP UIN Bandung, dihadiri lebih dari 300 peserta.
Baca Juga: Sekjend PWI Pusat Wina Armada: Darah Wartawan Darah Pejuang
Hadir, Dekan FISIP, Ahmad Ali Nurdin, Wakil Ketua Umum Yayasan Khazanah GNH, Ibrahim Ali Fauzi, dan Rektor UIN Bandung, Rosihon Anwar. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dapat Fasilitas Bus Gratis ke Bandung, Zidan Peserta OKK: Terima Kasih PWI Kota Bogor