Cileungsi, Kab Bogor, MINA – Ulama Inggris, Dr. Daud Abdullah mengatakan, umat Islam khususnya di Eropa terus berjuang untuk mengatasi penyakit sosial, penyakit sosial, prasangka politik dan kefanatikan agama.
“Di sana, kita melihat manifestasi yang berkembang, Swedia, Austria Inggris, dan yang paling mengkhawatirkan di Prancis,” ujar Dr. Daud dalam Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid Al-Taqwa, Ponpes Al Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Sabtu (19/3) malam secara virtual.
Dr. Daud yang juga Direktur Middle East Monitor (MEMO) itu menjelaskan, pasca bencana perang dunia kedua, Eropa kembali mundur ratusan tahun kebelakang. Umat harus berjuang untuk itu.
Di Inggris, Daud mengatakan, khas kebencian ditumpahkan kepada Muslim pada 29 April 2013 dengan dibunuhnya seorang kakek berusia 82 tahun ketika pulang dari sebuah masjid di Birmingham.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Pelakunya mendapatkan hukuman penjara 40 tahun. Tetapi pelajaran dan moral yang mendasari kisah tragis tersebut adalah bahwa pemerintah Inggris belum secara resmi mengakui Islamofobia tingkat itu sebagai kejahatan.
Di Austria, Polisi melakukan penggrebekan terhadap 70 rumah Muslim dengan dalih politik Islam. Peristiwa itu adalah operasi polisi terbesar yang pernah ada dalam sejarah.
Sementara di Prancis, 780 organisasi Muslim, termasuk sekolah, masjid dan bisnis telah ditutup.
“Semua atas nama melestarikan, sifat sekuler. Perbuatan dan pengingkaran terhadap umat Islam adalah ruang dalam domain publik, sosial dan semuanya dirahasiakan. Ini adalah desainnya,” ujarnya.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
Untuk itulah umat Islam di Eropa saat ini terus berjuang mensosialisasikan kebenaran tentang Islam dengan terus berpartisipasi aktif dan produktif serta bermanfaat bagi masyarakat.
Dr. Daud Abdullah merupakan narasumber luar negeri yang dihadirkan di rangkain Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1443 H.
Tabligh Akbar yang digelar secara hybird tersebut menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, termasuk ulama dan cendikiawan muslim dari lima benua.
Tabligh Akbar yang digelar pada Sabtu (19/3) dan Ahad (20/3) merupakan bagian dari Taklim Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1443 H/2022 M yang digelar pada 13-17 Sya’ban 1443H/16-20 Maret 2022 M mengambil tema besar “Memperkuat Ukhuwah dan Ekonomi Umat Menuju Pembebasan Al-Aqsa Melalui Momentum Ramadhan”.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Taklim Pusat merupakan kegiatan tahunan yang digelar setiap tahunnya oleh wadah kesatuan umat Islam Jama’ah Muslimin (Hizbullah). Kegiatan ini digelar sebagai sarana dakwah, menuntut ilmu, wadah forum silaturahim, menjalin ukhuwah dengan para Ikhwan/Akhwat di seluruh daerah di Indonesia, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. (L/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris