Istanbul, 13 Rajab 1428/10 April 2017 (MINA) – Ulama tertinggi Turki, Mehmet Gormez mengutuk dua serangan bom mematikan di dua Gereja Koptik di Mesir pada Ahad (9/4) yang diklaim oleh kelompok teroris Daesh (ISIS).
Kepala Direktorat Urusan Agama Turki itu, dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, tempat ibadah sama pentingnya dengan imunitas pribadi dan haram diganggu.
“Saya mengutuk keras serangan teroris di Tanta dan Alexandria, Mesir,” tegas Gormez seperti diberitakan Anadolu Agency (AA) yang dikutip MINA.
Gormez juga mengungkapkan bela sungkawa mendalam kepada keluarga korban yang tewas dalam insiden tersebut..
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Sebelumnya pada hari Ahad, sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam serangan bom di dua gereja yang terpisah di Mesir.
Serangan bom pertema melanda di dalam Gereja St George di kota Tanta, Delta Nil, menewaskan sedikitnya 27 orang, kata Kementerian Kesehatan.
Beberapa jam kemudian, 13 orang tewas ketika seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di sebuah pos pemeriksaan keamanan di luar Katedral St. Mark di kota pesisir Alexandria.
“Tempat ibadah tidak boleh dilanggar apa pun agama yang dianutnya. Pembunuhan brutal tak berdosa yang terjadi saat orang tengah ibadah tidak bisa dimaafkan,” ujarnya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia menyatakan serangan tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam dan Gormez memperingatkan masyarakat agar mewaspadai propaganda-propaganda yang bertujuan menabur perselisihan antara agama yang berbeda.
Gormez menghadiri salat subuh di masjid bersejarah Sultanahmet di kota Istanbul. Pada kesempatan itu ia menyampaikan ceramah kepada jemaah seputar masalah yang dihadapi dunia Muslim dalam beberapa tahun terakhir.
“Peradaban Islam sedang melalui periode yang sulit,” tegasnya, dan ia mengatakan kepada kaum muda untuk bekerja lebih keras menghidupkan kembali peradaban itu.
Gormez mengacu pada peristiwa atau krisis kekerasan di negara-negara Afrika dan Timur Tengah, yang memiliki populasi Muslim yang tinggi.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Setiap dari kita harus bekerja untuk menghidupkan kembali peradaban Islam. Kemanusiaan membutuhkan rahmat Islam. Dunia membutuhkan kedamaian Islam,” ujarnya. (T/R11/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan