Jakarta, 16 Muharram 1436/9 November 2014 (MINA) – Direktur CGS (The Center Gender Studies), Dr. Dinar Dewi Kania mengatakan, Umat Islam harus lebih berhati-hati dan kritis dalam menerima dan memahami pemikiran dan perilaku masyarakat Barat.
“Kita harus cermat dengan mempertimbangkan setiap budaya sesuai Al Qur’an dan Assunnah, sehingga kita tidak mudah terpengaruh, ikut-ikutan karena lemahnya iman dan imu yang dimiliki” Kata Dinar pada acara seminar bertema “Femenisme dan Kesetaraan Gender dalam Worldview of Islam” di Jakarta, Ahad.
Ia menjelaskan,tantangan perempuan saat ini ada dua yaitu Westernisasi, gerakan yang mendorong kaum muslimin untuk menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
Kedua adalah sekularisasi, berusaha membebaskan manusia dari agama dan pengaruh metafisik yang mengontrol logika dan bahasa mereka.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
“Aliran femenisme (kebebasan sex dan transgender) bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah. Antara laki-laki dan perempuan sudah ada tanggung jawab masing-masing,” tambahnya.
“Kaum liberalis dan femenis telah membuat hukum sebagai kebebasan perempuan, mereka menganggap Islam tidak adil dan terlalu mengekang hak-hak perempuan dalam ibadah dan sosialnya” jelasnya.
Ia juga mengkritisi, RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender (KKG) disinyalir membawa paham feminisme. Secara mendasar, RUU tersebut bertentangan dengan syari’ah Islam.
“Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan hak-hak perempuan, melindungi kaum perempuan dari kebebasan sex, ” ujarnya. (L/P005/R03)
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas